Kalimat yang ringkas ini menegaskan posisi Isa yang sesungguhnya dalam agama langit yang benar (Islam). Dia hanya hamba, bukan Tuhan. Dia menerima wahyu dari Allah dan menjadi nabi. Ia diberkahi dengan berbagai manfaat yang ia berikan kepada umat manusia di sekelilingnya berupa pengajaran ilmu dan berbagai mukjizat, menjalankan syariat Islam (rukun Islam) terpenting yaitu shalat dan zakat, mengamalkan ajaran akhlak terpenting pula yakni berbakti kepada orang tua (khususnya ibu). Dan bahwa ia diwafatkan dan kelak dibangkitkan kembali.
Di akhir Surat Al-Maidah (116-118) disebutkan,
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?' (Isa) menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sungguh, Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib."
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,' dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."
Dengan menyebut dua periode tahapan usia Nabi Isa ini (di masa bayi dan masa dewasa beliau) seakan Allah hendak menyampaikan pesan adanya konsistensi linier pada ajaran yang dibawa Nabi Isa. Sejak beliau bayi sampai beliau dewasa ajarannya tetap satu: yaitu tauhid. Agama beliau adalah Islam. Bahkan para murid beliau yang disebut hawariyyun menyebut diri mereka sebagai 'muslimin':
'Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada kaum hawari (pengikut-pengikut Isa yang setia), 'Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.' Mereka menjawab, 'Kami telah beriman, dan saksikan bahwa kami adalah muslimin." (QS. Al-Maidah (5): 111)
Kontinyuitas agama yang dibawa Nabi Isa kelak dilanjutkan oleh rasul terakhir dalam agama langit yakni Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, 'Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, namanya Ahmad (Muhammad)." (QS. Ash-Shaff (61): 6)
“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al Mahi karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al Hasyir karena manusia dikumpulkan di atas kakiku; dan aku adalah Al ‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (Hadis riwayat Bukhari & Muslim).
"Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: 'Aku Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah.'" (HR. Muslim 2355).