Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lelaki yang Mencintai Kesucian

28 Februari 2023   16:00 Diperbarui: 9 Juli 2023   16:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto: www.pixabay.com

Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid (yang didirikan kaum munafik) itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang senang berthaharah dan Allah menyukai orang-orang yang suka menyucikan diri (berthaharah). (Ayat 108)

Abu Dawud meriwayatkan dengan sanadnya hingga Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda, "Ayat ini [di dalam masjid Quba itu ada para lelaki yang suci membersihkan diri] turun tentang ahli Quba. Kata beliau: mereka beristinja dengan air, maka ayat ini turun tentang mereka." Disahihkan pula oleh Al-Albani dalam Sahih Sunan Abi Dawud, h34) 

Adapun tentang ayat [Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang senang berthaharah dan Allah menyukai orang-orang yang suka menyucikan diri (berthaharah).]

Berkata Ibnu Katsir: Ayat ini merupakan dalil disunnahkannya salat di masjid-masjid terdahulu yang sejak awal dibangun atas dasar ibadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Juga merupakan dalil disunnahkannya salat bersama kumpulan orang saleh, para ahli ibadah yang menjaga kesempurnaan wudhu dan menyucikan diri dari pakaian yang kotor.

Adapun pemahaman bahwa kesucian (thaharah) dalam ayat juga mencakup kesucian hati dari dosa adalah perkataan Abul Aliyah tentang firman Allah [dan Allah menyukai orang-orang yang suka menyucikan diri (berthaharah)] "Bahwa sesungguhnya bersuci dengan air itu baik adanya, akan tetapi mereka (para lelaki dari kalangan sahabat ini) bersuci dari dosa-dosa." Riwayat ini sahih.

Keterangan Abul Aliyah di atas merupakan tambahan faidah dari beliau tentang makna ayat. Di mana aspek fisik yaitu bersuci -berwudhu dan instinja- dengan air dikatakan beliau sebagai kebaikan. Akan tetapi lebih daripada itu para sahabat Rasul mengerjakan perkara yang lebih substansial yakni menyucikan diri mereka dari dosa. 

Sifat senang menjaga kesucian fisik tentunya lahir dari jiwa yang bersih. Tidak ada artinya jika seseorang menjaga formalitas wudhu dan istinja namun pikiran, hati dan perbuatannya masih banyak berlumuran dosa.

Sekali lagi, makna 'thaharah' dalam ayat ini pada asalnya adalah bersuci dengan cara mengerjakan wudhu dan istinja yang sempurna. Khususnya dalam rangka mengerjakan salat berjamaah di masjid bagi kaum laki-laki.

Pembahasan tentang ini bisa diperluas, misalnya jika dihubungkan dengan hadis keutamaan berwudhu, bahwa berwudhu itu sendiri menggugurkan dosa-dosa. Dan bahwa salat wajib lima waktu menggugurkan dosa-dosa yang dilakukan seseorang di antara dua waktu salat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun