Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompetensi "Rujulah" Yusya bin Nun

13 Februari 2023   15:30 Diperbarui: 14 Februari 2023   10:52 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                             Sumber: www.pixabay.com

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.'"  (QS. Al-Maidah (5): 23)

Ayat ini merupakan bagian dari kisah Musa alaihissalam dalam Surat Al-Maidah ayat 20 sampai dengan 26. Peristiwanya secara lengkap bisa dibaca sebagai berikut:

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, menjadikanmu (terhormat seperti) para raja, dan menganugerahkan kepadamu apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun di antara umat yang lain.

"Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), hingga kamu menjadi orang-orang yang rugi."

Mereka berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk."

Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."

Mereka berkata, "Wahai Musa! Sampai kapanpun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami duduk di sini saja."

Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu."

 (Allah) berfirman, "(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu."

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa dua lelaki yang tersebut di dalam ayat ke-23 adalah Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yufanna atau Kalib bin Yuqana. Yusya' bin Nun adalah orang yang pernah menemani Musa saat melakukan rihlah menemui Khidr.

Adapun rangkaian ayat mengisahkan bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimassalam memimpin Bani Israil untuk memasuki negeri yang dijanjikan, yaitu Baitul Maqdis di Palestina. Mufassirin ada yang mengartikan 'Baitul Muqaddasah' di dalam ayat sebagai bukit Tursina dan negeri yang ada di sekelilingnya. Ada pula yang menafsirkannya sebagai kota Ariha (Jericho).

Bani Israil adalah kaum yang paling mulia di zamannya. Lebih mulia dari bangsa manapun: dari bangsa Kan'an, Yunan dan Qibthi di masa itu. Baitul Maqdis yang kini dikuasai kaum Jabbarin (kaum yang kuat dan kejam), sesungguhnya dahulu pernah mereka kuasai dan duduki. Daerah itu adalah negeri asal kakek moyang mereka yaitu Ya'qub alaihissalam yang bergelar 'Israil.'

Sebagaimana kita ketahui kisahnya, Ya'qub dan keluarga beliau berhijrah ke Mesir atas undangan Yusuf alaihissalam.

Nabi Musa mengingatkan nikmat Allah ini kepada mereka. Yaitu diutusnya para nabi keturunan Ibrahim dari garis Ishaq kepada mereka. Jika ada nabi yang wafat segera Allah utus nabi yang lain, dari dan untuk Bani Israil.

Musa juga mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang lain yaitu menjadikan mereka terhormat layaknya raja. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa makna menjadi 'raja' adalah mereka memiliki istri, pembantu, rumah dan kendaraan.

"Dan menganugerahkan kepadamu apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun di antara umat yang lain."

Yakni pembelaan langsung dari Allah dan berbagai keajaiban yang bisa disaksikan mata kepala dan dirasakan indera, seperti terbelahnya Laut Merah, turunnya Manna dan Salwa, dan lain-lain.

Musa membakar semangat mereka untuk berjihad. Akan tetapi Bani Israil yang keterlaluan sifat pengecutnya malah membangkang dan menolak perintah Musa. Mereka gentar dengan ukuran badan kaum 'Jabbarin' dan tidak yakin akan pertolongan Allah. Padahal ada Musa dan Harun di sisi mereka, yang dalam banyak kejadian sebelum ini selalu mendapat pembelaan langsung dari Rabbul Alamin.

Maka dua orang lelaki yang memiliki sifat takut kepada Allah menguatkan seruan Musa itu:

Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."

Yusya bin Nun dan Kalib bin Yufanna adalah dua orang yang terpandang di kalangan Bani Israil. Yusya adalah pendamping Musa saat melakukan perjalanan menemui Khidr. Yusya jelas memiliki kedudukan khusus. Nyatanya Yusya kelak diangkat Allah menjadi nabi setelah wafatnya Musa dan Harun.

Dua orang 'lelaki' ini memotivasi dan menggerakkan umat serta bekerja sama menguatkan ajaran Rasul. Tampak pada diri mereka sifat kepemimpinan. Mereka berkolaborasi dalam dakwah dan amar makruf nahi mungkar, serta terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa genting yang dialami umat Islam.

Musa berkata: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi."

Yusya dan Kalib berkata: "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."

Nabi Musa memerintahkan agar masuk ke tanah suci dan melarang kebalikannya -yaitu berbalik ke belakang, pulang ke negeri Mesir- serta menyebut akibat buruknya yaitu menjadi orang-orang yang merugi dunia akhirat. Ungkapan Musa merupakan kekuatiran pemimpin atas para pengikutnya karena merujuk pengalaman yang telah lalu, Bani Israil seringkali 'nakal' dan membangkang.

Sedangkan Yusya dan Kalib memotivasi dengan kalimat positif yaitu dengan menyebutkan kepastian kemenangan yang bakal diperoleh Bani Israil dan agar mereka bersedia menjalani prosesnya dengan tawakkal, andai mereka benar-benar orang yang beriman.

Sayangnya, Bani Israil malah menjawab dengan jawaban yang kurang ajar:

"Wahai Musa! Sampai kapanpun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua. Sungguh kami akan duduk-duduk di sini saja."

Sampai kapanpun mereka tidak akan masuk dan malah menyuruh Musa berperang bersama Rabbnya dan mereka akan duduk-duduk menanti saja (innaa hahuna qaa’iduun). Sungguh suatu penentangan yang luar biasa. Kalimat yang memberi indikasi kuat akan pelecehan, kekufuran dan keengganan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.  

Karena itu mereka dihukum Allah dengan tidak bisa memasuki kota. Mereka dibuat tersesat di gurun pasir 40 tahun lamanya, tanpa tahu arah menuju jalan keluar. Mereka dibuat hilang arah dari kota yang sebenarnya tidak jauh letaknya dari gurun pasir.

Melihat keengganan yang sangat dan kefasikan Bani Israil,  Musa memohon ampun kepada Allah karena ia tidak berkuasa memaksa kaumnya berperang untuk masuk ke Baitul Maqdis.

Saat Bani Israil menjalani masa hukuman itu, Musa dan Harun wafat. Posisi kepemimpinan beralih kepada Yusya bin Nun, kader Musa yang kini menjadi nabi.

Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun