Yusya bin Nun dan Kalib bin Yufanna adalah dua orang yang terpandang di kalangan Bani Israil. Yusya adalah pendamping Musa saat melakukan perjalanan menemui Khidr. Yusya jelas memiliki kedudukan khusus. Nyatanya Yusya kelak diangkat Allah menjadi nabi setelah wafatnya Musa dan Harun.
Dua orang 'lelaki' ini memotivasi dan menggerakkan umat serta bekerja sama menguatkan ajaran Rasul. Tampak pada diri mereka sifat kepemimpinan. Mereka berkolaborasi dalam dakwah dan amar makruf nahi mungkar, serta terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa genting yang dialami umat Islam.
Musa berkata: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi."
Yusya dan Kalib berkata: "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."
Nabi Musa memerintahkan agar masuk ke tanah suci dan melarang kebalikannya -yaitu berbalik ke belakang, pulang ke negeri Mesir- serta menyebut akibat buruknya yaitu menjadi orang-orang yang merugi dunia akhirat. Ungkapan Musa merupakan kekuatiran pemimpin atas para pengikutnya karena merujuk pengalaman yang telah lalu, Bani Israil seringkali 'nakal' dan membangkang.
Sedangkan Yusya dan Kalib memotivasi dengan kalimat positif yaitu dengan menyebutkan kepastian kemenangan yang bakal diperoleh Bani Israil dan agar mereka bersedia menjalani prosesnya dengan tawakkal, andai mereka benar-benar orang yang beriman.
Sayangnya, Bani Israil malah menjawab dengan jawaban yang kurang ajar:
"Wahai Musa! Sampai kapanpun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua. Sungguh kami akan duduk-duduk di sini saja."
Sampai kapanpun mereka tidak akan masuk dan malah menyuruh Musa berperang bersama Rabbnya dan mereka akan duduk-duduk menanti saja (innaa hahuna qaa’iduun). Sungguh suatu penentangan yang luar biasa. Kalimat yang memberi indikasi kuat akan pelecehan, kekufuran dan keengganan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Â
Karena itu mereka dihukum Allah dengan tidak bisa memasuki kota. Mereka dibuat tersesat di gurun pasir 40 tahun lamanya, tanpa tahu arah menuju jalan keluar. Mereka dibuat hilang arah dari kota yang sebenarnya tidak jauh letaknya dari gurun pasir.
Melihat keengganan yang sangat dan kefasikan Bani Israil, Â Musa memohon ampun kepada Allah karena ia tidak berkuasa memaksa kaumnya berperang untuk masuk ke Baitul Maqdis.