Di zaman dahulu,  di masa ketika guru adalah pusat segalanya, guru yang humoris jelas lebih disukai dibanding guru killer. Humor memang menyenangkan dan menyehatkan bagi otak. Humor adalah sejenis terapan berpikir lateral (kreatif) yang melibatkan sejumlah logika. Memang belum terlalu dipahami apa yang membuat orang tergelitik dan karenanya merasa gembira setelah menyimak humor tertentu. Akan tetapi lompatan-lompatan dalam logika itu agaknya yang menghasilkan kelucuan dan rasa senang.
Sekarang ketika guru tidak mesti berbicara layaknya stand up comedian di depan kelas, humor bisa tetap menjadi bagian dari pembelajaran. Usaha pembaruan demi pembaruan yang menghasilkan keragaman proses belajar akan membuat atmosfer belajar senantiasa segar, bersemangat, menantang, inspiratif dan pastinya, gembira dan menyenangkan. Untuk itu usaha optimal para guru harus didukung sepenuhnya oleh sekolah dan pengurus yayasan.
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H