Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Problem Solving Skills (2)

27 April 2022   07:55 Diperbarui: 9 Juni 2022   06:06 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Langkah-langkah problem solving dalam cara berpikir linier berarti mengidentifikasi akar masalah, mencarikan solusi (sejumlah solusi), membuat keputusan, melaksanakan keputusan solusional secara individu atau kolektif, kemudian jika perlu, dilakukan evaluasi.

Dalam kasus Perang Khandaq pada tulisan sebelumnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menunjukkan sikap terbuka (open-minded), mau mendengar opini dan solusi dari para sahabat yang notabene merupakan bawahan beliau, melakukan musyawarah --yang dalam konteks organisasi sering disebut sebagai 'brainstorming' untuk kemudian melaksanakan solusi yang diambil secara kompak dan kolaboratif.

Di lain kondisi, mungkin diperlukan penyederhanaan masalah (simplify things) apabila masalahnya terlampau kompleks dan kepentok di sana sini. Juga manakala solusi yang masuk di akal ternyata tidak bisa dilaksanakan, maka diperlukan sejumlah opsi atau turunan solusi-solusi. Semacam plan A-plan B, begitulah.

Masalah yang kompleks juga memerlukan tahapan-tahapan dan penentuan prioritas penyelesaian. Dalam penyelesaian secara gradual itu masalah besar bisa terselesaikan dengan bantuan waktu dan ketelatenan.

Seringnya solusi teoretis bisa ditemukan dengan mudah (menurut 'common sense'). Namun konsekuensi proseduralnya yang tidak mudah. Dalam banyak kasus, solusi teoretis dimaksud ternyata memerlukan dana. Sehingga, ujung persoalannya menjadi: bagaimana cara menggalang dana guna menyelesaikan masalah?

Solusi terbaik jelas harus merupakan jalan keluar yang menguntungkan semua pihak (win-win solution). Namun perlu diingat, patron (pengayom) bertindak selaku kontributor terbesar pemecah masalah.

Peran 'pakar' atau 'spesialis' dalam penyelesaian masalah juga sangat-sangat penting. Dalam kasus Perang Khandaq, Nuaim Al-Asyja'i dari suku Gathafan bertindak selaku pemecah belah aliansi musyrikin Quraisy, Gathafan dan yahudi Bani Quraizhah. Pasukan sekutu itu kehilangan kepercayaan satu sama lain akibat diplomasi 'double agency' Nu'aim Al-Asyja'i. Tipu daya dalam peperangan jelas sesuatu yang dihalalkan.

Karena merasa kurang fasih berbicara, Musa dibantu Harun guna menghadapi Firaun. Harun dipandang lebih pandai berbicara oleh Musa alaihimassalam. Sulaiman dibantu Ashif bin Barkhiya saat memindahkan singgasana Balqis dari Yaman ke Palestina.

Dalam hal solusi yang efektif tidak ditemukan atau dalam hal prosedur penyelesaian tampak mustahil ditempuh, maka solusi berikutnya adalah doa. Rasulullah dan para sahabat radhiyallahu 'anhum tidak pernah meninggalkan berdoa selama dikepung dalam Perang Khandaq.

Selain itu, faktor waktu (durasi penyelesaian masalah) perlu juga dipertimbangkan. Kita sering terburu-buru ingin masalah itu cepat selesai. Padahal luka itu butuh waktu untuk menyembuhkan dirinya sendiri.  

Bisa dibayangkan ketegangan saat dikepung musuh yang jumlahnya tiga kali lipat lebih besar. Dikepung selama nyaris satu bulan, dalam kondisi persediaan bahan pangan yang terus menipis. Sementara kewaspadaan tidak boleh turun barang sedetik, siang-malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun