Rangkaian ayat ini memberi pelajaran bahwa kemusyrikan itu juga berdampak buruk di dunia. Dan bahwa doa dari orang yang bertauhid, berilmu lagi senantiasa berzikir sangat mungkin dikabulkan.
Pelajaran lainnya adalah bahwa terkadang orang kafir diberi kekayaan yang lebih daripada orang beriman. Di satu sisi sebagai bentuk rahmat Allah untuk orang kafir karena setelah mereka mati mereka akan sengsara dalam siksa selama-lamanya.Â
Lantas Allah memberi permisalan dunia ini bagaikan air hujan yang diturunkan dari langit. Hujan itu menumbuhkan tetanaman yang subur kemudian tetanaman itu menjadi kering hilang diterbangkan angin.
Kebagusan dunia ini adalah skenario langit yang serba sebentar. Ujungnya adalah kefanaan, sebagaimana fananya tumbuhan yang mengering lantaran tua, rontok kemudian hilang ditiup angin.
Kemudian penutup penggalan ayat tentang pemilik kebun ini berbunyi:
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia akan tetapi al baaqiyaat ash-shaalihaat adalah lebih baik balasannya di sisi Rabbmu dan angan-angan yang lebih bagus.
Syaikh Muhammad Amin Asy Syinqithi berkata: tujuan dari ayat-ayat yang mulia ini adalah mengingatkan manusia agar beramal saleh – agar mereka tidak menyibukkan diri dengan perhiasan dunia berupa aset harta dan anak keturunan dari apa yang bermanfaat di akhirat untuk mereka di sisi Allah berupa amal al baaqiyaat ash shaalihaat.
Setelah menyebut sejumlah ayat yang senada dengan anjuran Surat Al Kahfi ayat 46 ini, Syaikh Asy-Syinqithi berkata: dan ucapan para ulama tentang apa yang dimaksud dengan al baaqiyaat ash shaalihat seluruhnya kembali pada satu perkara, yaitu amal perbuatan yang diridhai Allah.Â
Baik kita katakan itu adalah shalat wajib yang lima waktu sebagaimana pendapat ini diriwayatkan dari sekelompok ulama salaf seperti Ibnu Abbas, Said bin Jubair, Abu Maysarah serta Amr bin Syurhabil. Atau ia adalah ucapan: subhanallah walhamdulillah wallahu akbar wa laa ilaaha illallah wa la haula wa la quwwata illa billah al Aliyyil Azhim. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Dan telah terdapat dalil dari hadis-hadis yang bersambung kepada Nabi dari Abu Said Al-Khudri, Abu Darda, Abu Hurairah, Nu’man bin Basyir serta Aisyah semoga Allah meridhai mereka semua.
Asy Syinqithi menukil pendapat yang mengatakan bahwa lafal al baaqiyaat ash-shaalihaat itu adalah lafal yang umum mencakup shalat lima waktu, bacaan zikir sebagaimana tersebut di atas, dan amal kebajikan lain yang mendatangkan keridhaan Allah. Karena amal kebajikan ini lebih kekal (baaqiyaat) buat pelakunya, tidak lenyap dan fana sebagaimana halnya perhiasan dunia. Dan lantaran amal kebajikan itu ‘baik’ (shaalihaat) dari sisi bahwa ia mendatangkan keridhaan Allah.
Dan bahwa al baaqiyaat ash shaalihaat itu lebih dahsyat ganjarannya dan merupakan angan-angan yang lebih bagus daripada angan-angan ahli dunia yang mencita-citakan perhiasan dunia.