Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

Al Baaqiyaat Ash-Shaalihaat

22 April 2021   00:24 Diperbarui: 7 Juni 2021   20:13 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Selamanya kebunku ini tidak akan lenyap! Mustahil kiamat itu datang dan kalaupun aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku dapat tempat kembali yang lebih baik daripada ini.”

Asumsi dan keyakinan yang keliru itu datang dari pemikiran yang lepas dari zikrullah (ilmu dan keimanan kepada Allah).

Optimisme yang salah kaprah pada diri si kafir yang kaya ini lahir dari hati yang lalai, tidak mengingat Allah dan tidak menuntut ilmu agama sehingga optimismenya keterlaluan dan kelewat batas.

  • Kebunnya yang bakal lenyap disangka akan tetap lestari dan abadi.
  • Kiamat, yang pasti terjadi dibilang mustahil.
  • Tanpa keimanan yang benar dia yakin bakal masuk surga.

Pemilik kebun yang kafir berkata, "Ana ak-tsaru minka maalan wa a’azzu nafara. Hartaku lebih banyak dari hartamu dan pengikutku lebih mulia.”

Ia berbangga dengan banyaknya harta dan kemuliaan pengikut. Kata Syaikh Sa'dy:  yaitu banyaknya pendukung yang terdiri dari para budak, pembantu, orang dekat dan karib kerabat. Dan ini adalah kebodohan. Karena dia membanggakan perkara-perkara luar yang tidak memiliki esensi dan keunggulan maknawi, layaknya imajinasi anak kecil yang kosong makna.

Kawannya yang mukmin menegur si kafir pemilik dua kebun anggur ini. Si mukmin juga punya kebun akan tetapi tidak seluas dan seindah kebun milik si kafir.

“Mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan masya Allah la quwwata illa billah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud tidak kekuatan dan daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah), sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripada milikmu!”

Si mukmin ini tidak lepas dari bacaan zikir dan menautkan segala realita di hadapannya dengan kemahakuasaan Allah.

Sedangkan si kafir sangat percaya diri dengan kekayaan dan anak keturunan yang banyak yang bagi mereka sangat membanggakan. Dia berbangga dengan harta dan kedudukan sosialnya di hadapan mukmin yang duafa. Sehingga si mukmin duafa ini pun berdoa, “Semoga Allah memberi kepadaku yang lebih baik dari kebunmu dan agar Dia mengirim petir dari langit ke kebunmu hingga ia menjadi tanah yang licin tandas! Atau airnya surut menyesap ke dalam tanah hingga engkau tak mungkin mendapatinya lagi!"

Perhatikan doa mukmin yang duafa ini terhadap orang kafir yang berharta, angkuh serta lalim terhadap dirinya sendiri.

Allah mengabulkan doa si mukmin. Harta kekayaan si kafir dibinasakan. Seluruh pohon anggur roboh dan pemilik kebun yang kafir ini menyesali keyakinan musyriknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun