Lagipula Allah adalah Pencipta dan pemilik otoritas tunggal dalam memerintah (ala lahul khalqu wal amr). Dia yang mencipta Adam, Iblis, para malaikat serta alam semesta seluruhnya. Jelas Dia punya hak untuk memerintah, dan perintah-Nya mutlak harus ditaati. Logika ini tidak terbersit di benak Iblis.
Allah tidaklah diskriminatif dalam hal ini, hanya persepsi Iblis yang menyimpulkan demikian.
Diskriminasi jelas bertentangan dengan rasa keadilan. Apalagi jika dasar bagi diskriminasi itu hanyalah asal usul penciptaan (tanah vs api), warna kulit, atau ras, yang tidak ada hubungannya dengan prestasi kemanusiaan atau prestasi spiritual-kehambaan. Apa keunggulan kulit putih atas kulit hitam? Apa superioritas  bangsa Arya di atas bangsa-bangsa lain di dunia?
Warna kulit semata bukan merupakan dasar pertimbangan yang valid untuk mendiskriminasi orang secara sosial, politik dan ekonomi.
Ya'qub hanya mengikuti fitrahnya selaku ayah dan selaku manusia. Tidak ada niatan Ya'qub untuk berbuat zalim ataupun diskriminatif terhadap anak-anaknya.
Jadi kalau hendak protes coba timbang-timbang dulu, diskriminasi itu aktual atau hanya dirasakan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H