Realitas memaksa kita untuk belajar mensyukuri keberkahan dan kebaikan di balik kesusahan dan musibah akibat pandemi. Dengan kata lain, mensyukuri rahmat tersembunyi (blessing in disguise).
Inilah saatnya dibutuhkan kelenturan dan adaptasi pada suatu kebiasaan baru. Mau beralih dari pegawai menjadi pedagang. Dari dunia nyata ke dunia maya. Dari berharap bantuan pemerintah menjadi lebih tangguh dan mandiri. Dari verbalisme ke arah tindakan nyata. Dari egois dan mementingkan diri sendiri menjadi lebih peduli. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!