Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jajanan Sehat, Terobosan di Tengah Gempuran Makanan Serba Instan

30 September 2023   09:21 Diperbarui: 30 September 2023   09:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Inspirator (Dok. Tempo) 

Pernahkah terpikir makanan dan minuman yang kita santap apakah sehat, bergizi dan aman bagi tubuh? Seringkali kita hanya berpikir makanan dan minuman tersebut hanya sekedar enak, tidak peduli apakah baik bagi tubuh atau tidak.

Padahal, kandungan dalam makanan itu ada yang berdampak negatif pada tubuh, seperti menimbulkan berbagai jenis penyakit. Mungkin tidak berdampak sekarang, tetapi di kemudian hari atau ketika sudah lanjut usia dan rentan penyakit.

Atas dasar betapa berbahayanya kandungan makanan, ditambah saat ini ada banyak makanan serba instan di pasaran, Dharma Sucipto, seorang pemuda asal Gresik, membuat terobosan dengan memproduksi jajanan sehat.

Alumnus SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur ini melakukan promosi dan sosialisasi jajanan sehat mulai dari lingkup terdekat di sekolah-sekolah sekitarnya. Bersama teman-temannya, dia berkreasi dan menghasilkan 20 jenis makanan dan minuman yang dikemas sebagai jajanan sehat.

Hal ini bermula ketika Dharma tergabung dalam divisi pertanian organik unit ekstrakuliluler Go Green Smandry (GGS). Bersama teman-temannya, dia mengolah lahan milik sekolah sebesar 10 x 8 m2. Lahan tersebut ditanami kacang-kacangan dan umbi-umbian yang kemudian digunakan sebagai bahan utama penganan tradisional.

Dari jajanan sehat yang berasal dari penganan tradisional itulah muncul sebuah gerakan yang disebut Small Farming Food Society. Beberapa varian jajanan tersebut antara lain susu jagung, kunyit asam, puding jagung, pentol ketela, roti selai rosela dan nagasari.

Dharma Sucipto benar-benar ingin mempopulerkan jajanan sehat kepada masyarakat. Makanan dan minuman yang dijualnya bebas MSG, pewarna, pengawet dan berbagai zat aditif lainnya. Bahkan, pengemasannya juga tidak menggunakan produk plastik sama sekali.

Pria yang saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, melihat bahwa di tengah gempuran makanan yang serba instan, dia ingin melakukan sebuah terobosan dengan mengemas jajanan sehat yang bukan hanya memedulikan kesehatan tetapi juga kebersihan pada lingkungan.

Produksi jajanan sehat (Dok. Tempo) 
Produksi jajanan sehat (Dok. Tempo) 

Saat ini bersama teman-teman kampusnya dia memulai kegiatan baru dengan membuat bank karbon. Mereka menanam tanaman obat keluarga, trembesi dan sengon laut di bantaran kali dekat kampus.

Dharma mengajak para pemuda yang bertempat tinggal di wilayah bantaran kali untuk ikut berpartisipasi. Dia juga aktif di kampusnya sebagai wakil presiden di Badan Ekskutif Mahasiswa.

Meski disibukkan dengan berbagai kegiatan baru, Dhrama tidak pernah lupa akan visi awalnya ketika memproduksi jajanan sehat.

"Saya bercita-cita untuk punya rumah makan atau kafe yang menyediakan jenis makanan yang sehat dan unik, serta dibuat dari bahan-bahan organik," katanya ketika ditanya tentang harapan ke depan.

Atas kontribusinya pada lingkungan itulah, Dharma Sucipto menerima penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di tahun 2012 untuk kategori lingkungan yaitu sebagai Penggiat Jajanan Sehat.

SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards adalah ajang apresiasi dan penghargaan yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh PT. Astra International Tbk. Penghargaan ini diberikan kepada para anak muda Indonesia atau kelompok atas dedikasinya memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat di bidang pendidikan, teknologi, lingkungan, kesehatan dan juga kewirausahaan.

Dari Dharma Sucipto kita belajar kalau hidup sehat bisa dimulai sejak dini. Dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat kita juga akan terbebas dari risiko-risiko penyakit di kemudian hari. Selain itu, dengan kemasan tanpa plastik dan makanan yang berasal dari bahan organik, kita juga berkontribusi pada kebersihan lingkungan.

Semoga ke depannya ada banyak Dharma Sucipto lain yang peduli pada kesehatan dan lingkungan sekitar. Karena menjadi manusia bermanfaat itu bisa dimulai dari lingkup kecil terlebih dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun