Pernahkah terpikir makanan dan minuman yang kita santap apakah sehat, bergizi dan aman bagi tubuh? Seringkali kita hanya berpikir makanan dan minuman tersebut hanya sekedar enak, tidak peduli apakah baik bagi tubuh atau tidak.
Padahal, kandungan dalam makanan itu ada yang berdampak negatif pada tubuh, seperti menimbulkan berbagai jenis penyakit. Mungkin tidak berdampak sekarang, tetapi di kemudian hari atau ketika sudah lanjut usia dan rentan penyakit.
Atas dasar betapa berbahayanya kandungan makanan, ditambah saat ini ada banyak makanan serba instan di pasaran, Dharma Sucipto, seorang pemuda asal Gresik, membuat terobosan dengan memproduksi jajanan sehat.
Alumnus SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur ini melakukan promosi dan sosialisasi jajanan sehat mulai dari lingkup terdekat di sekolah-sekolah sekitarnya. Bersama teman-temannya, dia berkreasi dan menghasilkan 20 jenis makanan dan minuman yang dikemas sebagai jajanan sehat.
Hal ini bermula ketika Dharma tergabung dalam divisi pertanian organik unit ekstrakuliluler Go Green Smandry (GGS). Bersama teman-temannya, dia mengolah lahan milik sekolah sebesar 10 x 8 m2. Lahan tersebut ditanami kacang-kacangan dan umbi-umbian yang kemudian digunakan sebagai bahan utama penganan tradisional.
Dari jajanan sehat yang berasal dari penganan tradisional itulah muncul sebuah gerakan yang disebut Small Farming Food Society. Beberapa varian jajanan tersebut antara lain susu jagung, kunyit asam, puding jagung, pentol ketela, roti selai rosela dan nagasari.
Dharma Sucipto benar-benar ingin mempopulerkan jajanan sehat kepada masyarakat. Makanan dan minuman yang dijualnya bebas MSG, pewarna, pengawet dan berbagai zat aditif lainnya. Bahkan, pengemasannya juga tidak menggunakan produk plastik sama sekali.
Pria yang saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, melihat bahwa di tengah gempuran makanan yang serba instan, dia ingin melakukan sebuah terobosan dengan mengemas jajanan sehat yang bukan hanya memedulikan kesehatan tetapi juga kebersihan pada lingkungan.
Saat ini bersama teman-teman kampusnya dia memulai kegiatan baru dengan membuat bank karbon. Mereka menanam tanaman obat keluarga, trembesi dan sengon laut di bantaran kali dekat kampus.