Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Menikmati Keindahan dan Kesunyian di Pulau Flores

28 April 2023   23:12 Diperbarui: 28 April 2023   23:21 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral Reinha Rosari (Dok. Pribadi) 

Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata Flores? Sebagian orang akan menyebut Labuan Bajo dan Kepulauan Komodo yang kini sudah naik kelas jadi Destinasi Super Prioritas sekaligus wisata bertaraf internasional. 

Sebagian lagi menyebut "goyang maumere" yang viral bukan hanya karena jogetnya yang asyik tapi juga musiknya yang catchy dan easy listening. Sebagian lagi menyebut kota Ende yang tertulis dalam sejarah sebagai salah satu tempat pengasingan Sang Proklamator, Bung Karno.

Ada juga yang menyebut orang Flores yang berwajah sangar namun hatinya lembut, atau minuman khas yang jadi salah satu kearifan lokal Flores, yaitu mokeh.

Apapun jawabannya, setiap orang punya penilaian sendiri terhadap pulau yang dijuluki Nusa Nipa atau pulau ular ini (karena bentuknya yang menyerupai seekor ular).

Flores adalah salah satu dari tiga pulau besar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selain Sumba dan Timor. Medio Maret silam, saya berkesempatan untuk mengeksplorasi pulau ini selama dua minggu. Mulai dari Labuan Bajo, Pulau Komodo, Pulau Padar di ujung barat, hingga Larantuka dan Pulau Adonara di ujung timur.

Melihat Komodo (Dok. Pribadi) 
Melihat Komodo (Dok. Pribadi) 

Selama dua minggu itulah saya chill, healing dan menikmati keindahan serta kesunyian di Pulau Flores. Bukan hanya mengagumi keindahannya saja, tapi juga mempelajari setiap tradisi, budaya hingga kearifan lokalnya.

Lalu apa saja yang ada di pulau berjuluk "Cabo de Flores" atau Tanjung Bunga yang akan membuatmu Bangga Berwisata di Indonesia ini?

Laut dan Bahari

Di Pulau Flores setidaknya ada beberapa pulau yang terkenal seperti Kepulauan Komodo, 17 Pulau Riung, hingga gugusan tiga pulau besar di ujung timur: Solor, Lembata, Adonara. Belum lagi pulau-pulau kecil yang tak kalah indah serta pantai-pantai di sepanjang pesisirnya.

Pulau Padar (Dok. Pribadi) 
Pulau Padar (Dok. Pribadi) 

Labuan Bajo sebagai gerbang menuju kepualauan Komodo tentu menjadi pilihan utama untuk menikmati keindahan Pulau Flores. Selain akses Bandara dan transportasi yang mudah, traveler juga bisa mencoba hal baru: Live on Board.

Live on Board atau LOB adalah pengalaman berwisata mengelilingi Kepulauan Komodo dengan tinggal di atas kapal selama minimal 3 hari. Di kapal, semua fasilitas tersedia mulai dari kamar tidur, kamar mandi serta makan dan minum selama trip berlangsung.

Di sini kamu bisa ngechill sambil menikmati sunset di Pulau Kalong, menikmati sunsrise sambil trekking ke Pulau Padar, bertemu si naga purba alias komodo dan bermain di pantai cantik dengan pasirnya yang berwarna pink.

Pantai Pink (Dok. Pribadi) 
Pantai Pink (Dok. Pribadi) 

Alam bawah laut Kepulauan Komodo juga tak kalah indah. Kamu bisa snorkeling di pasir timbul Taka Makassar, mencari manta atau melihat terumbu karang di Pulau Kanawa.

Melipir ke sisi tengah ada Pantai Koka di Kabupaten Sikka yang memiliki pasir putih dan air laut bergradasi biru dan hijau tosca. Menikmati deburan ombaknya sangat cocok untuk healing dan bersantai.

Beralih ke ujung timur, cobalah menyeberang ke Pulau Adonara. Disana kamu bisa bermain air di Pantai Pasir Timbul Meko. Kamu juga bisa mengelilingi pulau sambil melihat pemandangan Gunung Ile Boleng.

Pantai Koka (Dok. Pribadi) 
Pantai Koka (Dok. Pribadi) 

Jika ingin healing di Adonara, injakkan kakimu di Pantai Ina Burak dan Pantai Watotena yang terkenal dengan teluk birunya.

Jadi bisa dibilang dari ujung barat hingga ujung timur, Flores memiliki alam laut dan bahari yang mempesona.

Alam

Mungkin banyak yang belum tahu jika gunung tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur ada di Pulau Flores. Gunung Inerie yang berada di Kabupaten Ngada ini memiliki ketinggian 2.245 mdpl. Inerie berasal dari bahasa lokal yang berarti Ibu (Ine) dan Cantik (Rie).

Gunung Inerie memiliki bentuk lancip layaknya segitiga kerucut. Konturnya adalah tanah bebatuan dan tidak ada tanah landai sama sekali. Para pendaki disarankan untuk tektok (naik dan turun di hari yang sama) jika ingin mendaki Inerie karena konturnya tidak memungkinkan untuk berkemah.

Gunung Inerie (Dok. Pribadi) 
Gunung Inerie (Dok. Pribadi) 

Jika tidak ingin mendaki, kalian bisa menikmati keindahan Gunung Inerie di Bukit Wolobobo dimana kalian bisa melihat sunrise dan lanskap gunung sekaligus. Ada juga Kampung Adat Bena yang berada di tepat di bawah atau kaki Gunung Inerie.

Selain itu, generasi milenial pastinya mengenal mata uang pecahan Rp 5.000 edisi tahun 90-an dimana salah satu sisinya bergambar danau yang memiliki tiga warna: Danau Kelimutu.

Danau Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende ini terletak di salah satu gunung berapi di Pulau Flores, yaitu Gunung Kelimutu. Keli berarti gunung, dan mutu berarti mendidih. Tiap danau memiliki warna yang berbeda dan bisa berubah-ubah sepanjang waktu.

Menurut penuturan warga lokal, danau ini terdiri dari tiga bagian: "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal, "Tiwu Ata Polo" tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama dia hidup selalu melakukan kejahatan, dan "Tiwu Ata Mbupu" tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Kampung Adat Bena (Dok. Pribadi) 
Kampung Adat Bena (Dok. Pribadi) 

Tanpa disadari jauh sebelum menikmati keindahan Kepulauan Komodo yang ada di pecahan mata uang zaman now, kita sudah pernah melihat keindahannya di pecahan mata uang jadul.

Adat dan Budaya

Dalam perjalanan keliling Flores, setidaknya ada dua tempat yang memiliki budaya yang indah. Pertama adalah Desa Waerebo. Desa adat di Kabupaten Manggarai ini berada di ketinggian 1.200 mdpl.

Waerebo memiliki 7 rumah utama yang disebut "Mbaru Niang". Untuk menuju Waerebo kamu harus trekking selama 2-3 jam, namun jerih lelahmu akan terbayarkan ketika menginjakkan kaki di atasnya, melihat pemandangan perbukitan dan lautan awan. 

Di Waerebo, traveler biasanya bermalam selama satu malam dimana akan ada upacara adat dan penyambutan untuk tamu yang datang. Kamu bisa belajar banyak tentang kehidupan masyarakat di desa ini.

Desa Waerebo (Dok. Pribadi) 
Desa Waerebo (Dok. Pribadi) 

Yang kedua adalah Kampung Tenun Lepo Lorun di Kabupaten Sikka. Pastinya kita sudah tak asing dengan kain tenun dan tenun ikat khas Flores. Tapi kain tenun di sini memiliki corak dan ciri khas tersendiri.

Lepo Lorun adalah sentra industri tradisional yang memproduksi kain tenun khas Sikka. Di sana pengunjung bisa membeli tenun atau menyewa tenun untuk sekedar dokumentasi.

Keindahan lain dari Kampung Tenun Lepo Lorun adalah lokasinya yang berada di tengah hutan sehingga masih tetap alami dan asri terjaga.

Kampung Tenun Lepo Lorun (Dok. Pribadi) 
Kampung Tenun Lepo Lorun (Dok. Pribadi) 

Religi

Siapa sangka Flores juga memiliki banyak wisata religi. Mayoritas penduduk pulau ini beragama Nasrani, khususnya Katolik. Ada banyak sekali tugu, monumen atau tempat-tempat wisata religi sehingga pengunjung atau peziarah bisa healing yang sesungguhnya, yaitu demi mendapatkan sukacita, ketenangan dan kedamaian batin.

Larantuka yang berada di ujung timur Pulau Flores memiliki julukan "Kota Serambi Vatikan". Di pekan suci atau menjelang Paskah, kota ini akan ramai dengan perayaan dan tradisi yang sudah dikenal hingga ke Mancanegara.

Sebut saja Gereja Katedral Reinha Rosari yang dibangun pada abad ke-19 dan memiliki bentuk bangunan yang unik dan juga megah. 

Gereja Katedral Reinha Rosari (Dok. Pribadi) 
Gereja Katedral Reinha Rosari (Dok. Pribadi) 

Ada juga Pulau Waibalun yang meski hanya pulau kecil namun pemandangan di sekitarnya sangat indah. Trekking sedikit, kamu akan sampai di puncak pulau ini dimana terdapat Patung Yesus Gembala yang Baik di atasnya.

Selain itu, ada Taman Bukit Fatima yang dibangun di atas perbukitan dimana kamu akan melihat pemandangan laut dari atas. Di taman doa ini Kapela Maria Fatima dimana para peziarah bisa datang untuk berdoa.

Ada juga Kapela Tuan Ma dan Kapela Tuan Ana dimana saat prosesi Semana Santa, Patung Tuan Ma atau Bunda Maria Berduka dan Patung Yesus akan diarak keliling kota. Perayaan ini hanya bisa disaksikan di Larantuka, salah satu kota pelabuhan tersibuk di Pulau Flores.

Pulau Waibalun (Dok. Pribadi) 
Pulau Waibalun (Dok. Pribadi) 

Itulah pengalaman ketika menjelajahi Pulau Flores yang membuat saya Bangga Berwisata di Indonesia, mulai dari chill ke destinasi hits sampai healing di destinasi berbasis religi. Kita bisa pilih, sekedar mengagumi keindahan ciptaan-Nya atau ingin lebih dekat pada Sang Pencipta.

Semoga suatu hari nanti kita bisa menginjakkan kaki di Pulau Flores. Karena keindahannya tak bisa hanya diceritakan melalui lisan dan tulisan, atau dengan momen yang diabadikan dalam media gambar. Datang dan jadilah saksi mata bagaimana pesona dan keindahan ciptaan Tuhan di Indonesia Timur ini.

Tiba teing..
Epang Gawang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun