Di era modern seperti saat ini, bermodal ijazah dan atau pengalaman kerja saja tak cukup. Dibutuhkan skill-skill tambahan agak kita bisa tetap survive dan bersaing dengan generasi muda yang pastinya lebih kreatif, inovatif dan kompetitif.
Di bulan ramadan tahun ini, saya mencoba upgrade skill yang bukan hanya sekedar mengasah kemampuan tapi juga bisa terus berkarya.Â
Yes, dengan prinsip 'learning by doing' saya mencoba meningkatkan skill yang setidaknya untuk jangka beberapa waktu ke depan berguna bagi saya pribadi.
Skill yang dimaksud antara lain:
1. Komunikasi Bahasa Inggris
Menjadi traveller yang melanglang buana ke beberapa tempat membuat saya bersinggungan langsung dengan beberapa turis asing atau bule.Â
Saya ingat betul pengalaman saya traveling ke Bali, Lombok atau ke Flores dan Sumba baru-baru ini membuat saya harus berkomunikasi secara lisan dengan mereka.
Uniknya, seringkali pula turis bule yang saya temui bukan berasal dari negara yang bahasa ibu-nya adalah bahasa inggris. Misalnya di Pantai Walakiri, Sumba Timur, saya bertemu dua turis pria yang berasa dari Slovenia.
Lalu saya memberanikan diri mengajak mereka mengobrol. Pakai bahasa apa? Tentunya bahasa inggris! Dari obrolan itu saya tahu mereka sudah dua minggu di Indonesia mengunjungi Jogja, Malang dan Sumba, sebelum akhirnya mereka berangkat ke Kuala Lumpur dan kembali ke negaranya.
"Bro, can you take a picture of me?"
"Of course!"
Itulah sekelumit pembicaraan dimana pada akhirnya saya meminta difoto oleh salah satu dari mereka.
Pastinya tanpa bahasa inggris yang menjadi komunikasi saya dan mereka (karena bahasa ibu kami juga berbeda), kami tidak akan saling mengerti satu sama lain.
Untuk itu, selama bulan ramadan ini saya akan terus mencoba upgrade skill komunikasi bahasa inggris dengan cara:
1. Berlatih speaking, karena pada dasarnya manusia belajar bicara lebih dulu daripada membaca dan menulis.
2. Mencari kelas online baik gratisan atau berbayar untuk terus mengasah kemampuan.
3. Traveling ke beberapa tempat dengan mayoritas bule atau ke luar negeri guna mengasah skill dengan learning by doing.
Bagi saya pribadi, skill komunikasi bahasa inggris masih sangat berguna untuk ke depannya. Bukan hanya saat traveling tapi juga bila sewaktu-waktu saya mendapatkan kesempatan untuk sekolah lagi atau bekerja di luar negeri.
2. Mobile & Editing Videography
Sejujurnya, sejak 3-4 tahun terakhir saya sudah belajar edit video secara otodidak. Namun karena video sepertinya bukan passion saya, maka saya tak melanjutkan lagi belajar dan berkarya lewat video.
Ada beberapa video yang saya tayangkan di channel Youtube. Ada juga video yang saya tayangkan di media sosial reels instagram.
Kini melihat pasar media sosial sudah beralih ke media video baik di Tiktok atau Instagram, saya pun mencoba mengejar ketertinggalan saya.
Hasilnya tak terlalu mengecewakan. Beberapa waktu lalu saat acara launching sebuah produk smartphone terbaru saya memenangkan hadiah doorprize smartphone dimana video dilombakan melalui media ig story. Tak sia-sia saya mengambil footage dan mengedit video dalam waktu singkat.
Tentu saja hal ini tak membuat saya berpuas diri. Saya akan terus belajar mobile and editing videography dengan cara:
1. Mengikuti kelas editing mobile video. Karena video yang digandrungi saat ini adalah video dengan format vertikal dan dinikmati di gadget smartphone.
2. Bergabung dengan komunitas videographer sehingga bisa belajar dan mengambil ilmu dari banyak orang.
3. Mengikuti lomba-lomba video untuk terus berkarya dengan learning by doing. Jika menang patut disyukuri, jika gagal patut disyukuri juga karena bisa jadi pelajaran dan evaluasi.
Itulah beberapa skill yang akan coba saya asah dan kembangkan dengan prinsip learning by doing dan terus berkarya.
Semoga ramadan ini menjadi berkah dengan semakin terasahnya skill-skill untuk terus bersaing di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H