Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspada Begal Rekening! Kurang Awas Bisa Bikin Saldomu Terkuras

9 September 2022   18:47 Diperbarui: 9 September 2022   18:59 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begal Rekening (sumber: Viva.com)

Beberapa waktu lalu saya sering melihat unggahan di media sosial, tepatnya sebuah utas atau thread di twitter yang menceritakan pengalaman penipuan sehingga saldo di rekening terkuras.

Modusnya pun bermacam-macam mulai dari bertanya perihal masalah mengenai perbankan hingga mendapat telepon dari oknum yang mengaku dari pihak bank. 

Bak terkena hipnotis, para korban memberi informasi seperti PIN, kode OTP hingga nama ibu kandung begitu saja. Alhasil, saldo di dalam rekeningpun langsung terkuras. Selesai menguras rekening korban, si pelaku tiba-tiba menghilang dan tak bisa dihubungi.

Kalau sudah begini, siapa yang disalahkan?

Begal rekening menjadi tindak kejahatan yang marak saat ini, seperti pelaku kriminal begal-begal lainnya. 

Modusnya pun beragam, mulai dengan menggunakan nomor telepon layaknya nomor telepon customer service resmi, website palsu dengan hanya mengubah 1-2 abjad di domain, hingga akun media sosial palsu yang menggunakan nama dan foto persis seperti akun resmi.

Jika kurang awas dan tidak waspada, kita bisa menjadi korban dari modus social engineering atau soceng.

Waspada soceng (sumber: Suara.com)
Waspada soceng (sumber: Suara.com)

Apa itu soceng?

Social engineering atau soceng adalah tindak kejahatan di dunia maya yang bertujuan memanipulasi atau menggiring seseorang untuk menyerahkan data pribadi maupun data finansialnya kepada pelaku yang kemudian dijadikan alat untuk menguras saldo rekening hingga barang berharga korban.

Pelaku soceng biasanya menyamar jadi pihak resmi dari perbankan, e-commerce maupun jasa keuangan untuk meyakinkan korban.

Modus kejahatan para soceng atau begal rekening ini antara lain:

  • Skimming (penggandaan data nasabah lewat alat skimmer di mesin ATM)
  • Phising (penggandaan data nasabah lewat link palsu internet atau SMS banking)
  • One Time Password/OTP (penyedotan data nasabah lewat situs e-commerce)
  • Vishing/Voice Phising (menelepon nasabah dan mengaku sebagai orang atau dari pihak bank)
  • Sim Swap (pencurian data nasabah dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban)

Data-data yang bisa dicuri oleh Soceng antara lain username aplikasi, password, PIN, MPIN, kode OTP, nomor kartu (ATM, debit, kredit), nama ibu kandung dan informasi pribadi lainnya.

Kembali ke cerita awal ketika saya membaca kisah pengalaman para korban begal rekening. Sebagian netizen menyalahkan kenapa para korban dengan "bodohnya" memberikan informasi penting kepada pelaku.

Namun ada juga netizen yang berbaik hati memberikan tips agar tidak terpedaya modus soceng. Salah satunya dengan hanya menerima reply/DM dari akun yang sudah terverifikasi. Tentu ini bisa meminimalisir serbuan akun-akun palsu dengan segala modus dan tipu dayanya.

Akan tetapi, melihat banyaknya modus soceng dan korban-korban yang berjatuhan, diperlukan sosalisasi atau penyuluhan agar soceng tidak semakin banyak memakan korban.

Awas data jebol (sumber: CN.com)
Awas data jebol (sumber: CN.com)

BRI sebagai salah satu bank BUMN membuat Gerakan #NasabahBijak untuk memberikan edukasi mengenai Literasi Keuangan. 

Tujuannya agar masyarakat Indonesia waspada terhadap modus kejahatan siber di sektor perbankan seperti soceng atau begal rekening.

Gerakan Nasabah Bijak menjadi wadah yang lahir karena maraknya penipuan dengan modus soceng (social engineering) yang menimpa beberapa nasabah bank karena minimnya literasi masyarakat mengenai modus penipuan beserta tips-tips untuk menghindarinya.

BRI sebagai penyuluh digital dari gerakan ini berharap agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan perbankan yang sesuai kebutuhan, serta terhindar dari modus kejahatan siber di sektor keuangan.

Bagi saya pribadi, soceng tentu sangat meresahkan. Modus yang dilakukan juga makin canggih seiring perkembangan zaman dan teknologi. Sebagai nasabah bijak, tentu kita harus lebih canggih agar terhindar dari modus penipuan ini.

Contohnya jika ingin atau sedang melakukan transaksi online, pastikan untuk:

  • Teliti sebelum mengklik, jangan langsung terburu-buru.
  • Jangan bagikan PIN atau kode OTP ke siapapun, apa lagi ke orang tidak dikenal.
  • Bayar dengan metode aman, seperti layanan perbankan mobile, internet, atau dompet digital yang resmi.
  • Waspadai nomor tidak dikenal, terutama yang mengaku dari pihak bank.

Selain itu, ada beberapa tips lain untuk mencegah penipuan seperti:

  • Jangan pernah memberikan informasi pribadi untuk transaksi seperti PIN, username, password, kode OTP, nomor CVV/CVC, nomor dan tanggal kadaluarsa kartu ATM kepada siapapun.
  • Jangan pernah memposting tanggal lahir, nama ibu kandung, NIK, foto KTP atau selfie sambil pegang KTP ke media sosial.
  • Abaikan email, SMS atau telepon dari pihak yang mengatasnamakan bank atau e-commerce dan meminta data pribadi seperti PIN, username, password, kode OTP, nomor CVV/CVC, nomor dan tanggal kadaluarsa kartu ATM.

Teliti sebelum transaksi (sumber: Suara.com)
Teliti sebelum transaksi (sumber: Suara.com)

Jangan ragu untuk menghubungi dan laporkan ke akun resmi dan contact center bank terkait bila mendapat aktivitas atau tautan (link) yang mencurigakan.

So, kini sudah saatnya jadi nasabah bijak. Awas akun bodong, jangan sampai dompetmu bolong. Waspada soceng, jangan sampai kurang awas bikin rekeningmu terkuras.

Salam literasi keuangan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun