Pengorbanan Putri Mandalika amat dikenang oleh masyarakat Lombok. Dan sebagai pelepas rindu, masyarakat Sasak melakukan upacara tradisional untuk mengumpulkan nyale atau Bau Nyale yang dilakukan sekitar Februari hingga Maret setiap tahunnya di Pantai Seger.
Dalam bahasa Sasak, bau artinya menangkap, sedangkan nyale adalah sejenis cacing laut yang hidup di lubang dan batu karang di bawah permukaan laut. Jadi, secara harfiah tradisi ini berarti menangkap cacing laut.
Kemunculan nyale atau cacing laut ini juga terbilang unik. Karena hanya muncul satu tahun sekali dan di tempat-tempat tertentu seperti di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seger.
Masyarakat setempat meyakini nyale-nyale tersebut berhubungan dengan kesejahteraan dan keselamatan. Mereka juga percaya bahwa nyale dapat menyuburkan tanah agar hasil panen memuaskan. Semakin banyak cacing keluar dari laut, semakin baik pula hasil pertanian.
Karena itulah Mandalika selalu disebut sebagai simbol harapan baru, bukan hanya secara harafiah melalui adat budayanya tetapi juga secara aktual dimana Legenda Putri Mandalika inilah yang menginspirasi munculnya nama KEK Mandalika.
Sport Tourism Sebagai Momen Kebangkitan Mandalika
Sport tourism adalah wisata yang dikombinasikan dengan aktivitas olahraga. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) menjelaskan, sport tourism adalah sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat.
Dalam beberapa tahun terakhir sport tourism di Indonesia juga semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu tren dalam penggerak sektor pariwisata di Indonesia.
Menariknya, Indonesia saat ini dianggap sebagai ikon sport tourism dunia berkat keindahan alam dan budaya yang dimiliki, terutama sport tourism dengan kearifan lokal seperti Lompat Batu Nias, Pacu Jawi Minangkabau atau Pacuan Kuda Gayo.
Tak hanya itu, sport tourism lain seperti triathlon, surfing atau berselancar menikmati ombak, hiking, diving, snorkeling, trekking dan berbagai aktivitas dengan pengalaman wisata olahraga dan alam yang tak terbatas bisa didapatkan, khususnya di Mandalika-Lombok.