Gelaran Euro 2020 dan Copa America 2021 usai sudah. Argentina dan Italia mentahbiskan diri sebagai juara dalam tinta emas sejarah. Keduanya menjadi juara dengan takdir serupa, mengalahkan "Sang Tuan Rumah".
Setelah ditunda satu tahun, akhirnya di pertengahan tahun kita kembali disajikan perhelatan sepakbola akbar di benua biru dan benua latin. Copa America sampai merubah nama tahunnya menjadi 2021, sementara Euro bergeming dengan angka 2020 demi merayakan romantisme 60 tahun perjalanan mereka.
Dalam kurun waktu 16 bulan mendatang, kita akan kembali disuguhkan oleh turnamen sepakbola akbar yang paling dinanti-nantikan, Piala Dunia. Edisi kali ini sedikit berbeda, dihelat saat musim dingin dengan tuan rumah yang mewakili benua Asia, Qatar.
1. Mencari penakluk Asia selanjutnya.
Ketika Jepang dan Korea Selatan untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah bersama dan juga pertama kalinya Piala Dunia digelar di benua Asia 19 tahun silam, negara yang berhasil menaklukannya adalah Brasil. Tim Samba boleh jumawa karena dari lima trofi yang mereka miliki, empat di antaranya didapatkan di benua yang berbeda-beda, termasuk Asia.
Tentu saja Neymar dkk saat ini sedang mencari obat penawar kegagalan mereka di final Copa America lalu. Mengulang kesuksesan di Asia akan menjadi pelipur lara.
Jangan lupakan Perancis yang juga sudah menaklukan "Asia". Meski secara teknis Rusia masuk dalam zona Eropa sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, secara geografis 77% wilayah negeri beruang merah masih berada di zona Asia Utara.
Sayangnya anak-anak asuh Didier Deschamps masih harus melawan kutukan sejak era milenium, dimana juara bertahan tidak akan lolos babak grup di Piala Dunia selanjutnya.
2. Hegemoni Benua Biru dan Benua Latin.
Baru saja menjuarai turnamen federasi, Italia dan Argentina pasti punya hasrat menjadi juara Piala Dunia. Apa lagi mereka berstatus tim tradisional di turnamen tersebut. Gli Azzurri sudah empat kali merasakan juara, sementara Tango meraihnya dua kali.
Selain itu, masih ada tim-tim lainnya yang patut diperhitungkan seperti Inggris yang berhasil menembus final setelah 55 tahun lamanya, Jerman yang akan tampil bersama juru taktik baru dan Spanyol yang sudah mulai padu.
3. Menanti negara ke-9.
Dalam sejarahnya, hanya delapan negara yang berhasil mencatatkan diri sebagai juara. Dari Amerika Latin, nama-nama seperti Brasil, Argentina dan Uruguay pernah berada di posisi puncak.
Sementara Eropa diwakili oleh Italia, Jerman, Perancis, Spanyol dan Inggris. Sebagai catatan, Spanyol adalah negara terbaru yang mendapatkan bintang pertamanya pada Piala Dunia 2010 silam.
Akan tetapi, selain Belgia masih ada potensi tim lain yang bisa menjadi negara ke-9 tersebut, di antaranya Portugal, Belanda atau Chile.
4. Pembuktian terakhir 2 GOAT.
Piala Dunia 2022 disebut-sebut akan menjadi ajang sepakbola terakhir bagi dua pemain berjuluk Greatest of All Time (GOAT), Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Ronaldo akan berusia 37 tahun, sementara Messi menginjak 35 tahun.
Piala Dunia 2022 akan jadi pencapaian terakhir bagi keduanya. Khusus untuk Ronaldo, jika berhasil menjuarainya dia akan membawa Portugal menjadi negara ke-9. Dan jika Messi sukses menggondol trofi, namanya akan melampaui legenda sepakbola Argentina, Diego Maradona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H