Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar kata "istri"? Baik pria atau wanita memiliki pandangan yang berbeda, atau mungkin sama mengenai sosok istri. Istri adalah penolong bagi suami, istri adalah ibu dari buah hati, istri adalah pencapaian seorang wanita dalam hidupnya ketika ia menikah, dan lain sebagainya.
Namun tak jarang, kita juga sering mendengar banyak suami yang "meremehkan" peran para istri. Jika sudah melewati batas, mereka mengganggap istri tak ubahnya seperti pembantu sampai melakukan tindak kekerasan atau KDRT. Padahal menjadi istri bukanlah perkara mudah. Tugas mereka lebih dari hanya sekedar mengurus keluarga, mengatur keuangan atau melayani suami.
Fenomena sosial dalam masyarakat urban inilah yang coba diangkat dalam film 3 Dara 2. Dimana para pria yang kini sudah berstatus sebagai "suami" ini mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang istri.
***
Meski sudah berumahtangga, hidup ketiga pria perlente itu belum berakhir bahagia. Masalah terjadi ketika Eyang Putri (Cut Mini), ibu dari Aniek (Fanny Febriana) yang adalah mertua Afandi muncul. Eyang meremehkan Afandi yang baginya kurang cocok menjadi menantunya, apalagi ketika dilihatnya Aniek bekerja bagai pembantu di rumah.
Afandi yang ingin membuktikan bahwa sang mertua salah menilai dirinya akhirnya mengajak Jay dan Richard yang juga memiliki problema dalam rumah tangganya masing-masing. Ketiganya akhirnya mencoba berbisnis dengan Pak Bowo (Dwi Sasono). Namun naas, bisnis tersebut ternyata bodong dan mereka ditipu. Uang, tabungan sampai rumah dan kendaraan yang digadaikan demi investasi bisnis tersebut akhirnya ludes.
Kekonyolanpun terjadi. Dimulai dari ketika mereka melakukan pekerjaan rumah tangga seperti belanja kebutuhan dapur, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan menyiapkan sarapan untuk istri-istri mereka, Aniek, Kasih (Rania Putrisari) dan Grace (Ovi Dian). Sampai kekonyolan ketika mereka mencoba survive dan mencari-cari Bowo dengan cara-cara yang sangat bodoh.
Mampukah ketiga dara berhasil keluar dari masalah tersebut? Dan yang paling penting, mampukah mereka kembali menjadi kepala keluarga kembali?
***
Lucu dan menggemaskan, mungkin itu adalah kalimat yang tepat dalam menggambarkan tingkah kekonyolan ketiga pemeran utama yang boleh dibilang kelewat "cerdas" (baca: bodoh) dalam menyikapi masalahnya. Perpindahan nakhoda di bangku sutradara dari Ardy Octaviand ke Monty Tiwa tidak mengurangi ciri khas dari film 3 Dara.
Meski merupakan film sekuel, namun 3 Dara 2 dapat berdiri sendiri sehingga masih tetap dinikmati oleh penonton yang belum menyaksikan film pertamanya karena masih memiliki benang merah. Humor yang disajikan di film kedua juga lebih segar, ditambah dengan hadirnya cameo dan banyolan khas yang kekinian.
Sayangnya, meski bergenre komedi namun ada beberapa scene komedi yang tergolong lebay. Namun setidaknya tambahan scene ala horor cukup menutupi adegan komedi yang lebay tersebut, meski adegan horor tersebut tidak menakutkan dan hanya sekedar untuk lucu-lucuan. Film ini juga memberikan banyak pesan moral tentang hubungan suami-istri, prahara rumah tangga sampai bagaimana cara menyikapinya.
Penasaran dengan filmnya? Saksikan di bioskop kesayangan Anda mulai 25 Oktober 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H