"Saya menyebutnya sebagai garis cinta. Garis-garis ini biasanya muncul secara otomatis di layar kamera jika sedang mengatur komposisi foto. Bayangkan garis horizontal adalah sosok cowok, dan garis yang vertikal adalah sosok cewek. Nah, dimana ada garis cowok bertemu atau bersinggungan dengan garis cewek, maka pada posisi itulah objek foto harus ditaruh," terangnya.
Ada alasan tersendiri mengapa Rule of Third kerap digunakan dalam food photography. Secara artistik, yang menjadi pusat perhatian atau point of interest adalah objek foto yang berada pada posisi dimana garis cowok dan garis cewek bertemu dan hasil fotonya akan lebih stand out.
Mencoba mengubek-ubek galeri dan mencari foto yang dimaksud, akhirnya saya menemukan hasil jepretan yang menggunakan prinsip rule of third. Silakan Anda nilai sendiri, apakah benar-benar stand out.
Yang dimaksud dengan memberi ruang adalah dengan memberi "nafas" agar dalam satu frame foto tidak terasa penuh dan sesak. Ruang kosong akan memberikan fokus lebih pada objek utama. Selain itu, ruang kosong juga bisa diisi dengan pesan baik melalui teks, logo, dan lain-lain.
"Beri ruang pada foto, jangan dalam satu frame foto terisi penuh oleh objeknya. Harus ada ruang kosong sedikit. Ruang kosong juga membantu orang yang melihatnya untuk lebih fokus kepada objek foto, yaitu makanannya."
6. Angle terbaik
Bagaimana cara Anda mengambil foto makanan. Dari samping, dari depan, atau dari atas? Menurut Mas Ruby, mencari angle terbaik juga memiliki aturannya sendiri. Selain latihan berkali-kali juga tergantung jenis makanan yang akan difoto.
Contohnya, makanan berbahan utama daging kadang harus dijepret dari arah atas (top shot). Alasannya, karena potongan daging yang warnanya kemerahan akan terlihat seratnya jika menghadap ke atas. Lain halnya dengan burger yang dilarang difoto secara top shot karena hanya akan terlihat bagian atas burgernya saja, ambillah angle dari samping.