Setelah berjalan beberapa meter, kami sampai di Gereja Ayam atau GPIB Zebaoth. Kenapa disebut gereja ayam? Karena ada patung ayam di puncak menaranya.
Pada awalnya yang beribadah di Gereja Zebaoth hanyalah orang eropa. Bahkan sampai tahun 1962, kebaktian di gereja yang terletak di Jl. Ir H Djuanda no. 3 ini masih mempergunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar ibadah dan gereja ini juga disebut Nederlansche spreken gemeente (Jemaat berbahasa Belanda). Pada 31 Oktober 1948, gedung gereja dialihkan kepada Sinode GPIB dengan nama jemaat GPIB "Bogor". Pada tahun 1985 namanya berubah menjadi jemaat GPIB "Zebaoth".
Walking tour kami dilanjutkan dengan ngemall di Bogor Trade Mall (BTM). Namun siapa sangka gedung mall ini dulunya adalah hotel pertama di Bogor bernama De Bellevue. Setelah itu berubah menjadi Bioskop Ramayana sebelum akhirnya menjadi Bogor Trade Mall yang menjadi salah satu pusat penjualan handphone di Bogor.Â
Selanjutnya, kami juga sempat berkunjung di Museum Tanah. Sayangnya karena hari itu adalah tanggal merah, museum libur dan kami hanya bisa berfoto di depannya saja. Museum ini letaknya berseberangan dengan Museum Zoologi dan bangunannya masih berasitektur kolonial.
Disana kami juga bertemu dengan Koh Ayung, salah satu pengurus vihara yang punya nama lain Klenteng Hok Tek Bio ini. Ia pun bercerita tentang waisak, sejarah penyebaran agama Buddha, yin yang, makna dari kehidupan, dan lain-lain. Sangat sejuk jika melihat toleransi antar umat beragama disini.Â
Dimana saat itu meski di antara kami tak ada yang beragama Konghucu atau Buddha tapi kami diterima dengan tangan terbuka. Dan ini menjadi pengalaman pertama saya ke Vihara Dhanagun dan tempat-tempat bersejarah sebelumnya meski sudah beberapa kali ke Bogor.
Selesai walking tour, kami langsung menuju Green Guesthouse, sebuah rumah milik Mas Ony yang dijadikan penginapan online lewat Airbnb. Mas Ony pun bercerita awal mula menyewakan rumahnya lewat Airbnb pada tahun 2016, tepatnya pada saat libur lebaran. Terkesan dengan pengalaman bosnya yang tak pernah lagi menggunakan hotel saat berlibur ke luar negeri dan memanfaatkan tawaran Airbnb membuat Mas Ony tertarik untuk mendaftarkan rumahnya.
Airbnb sendiri pertama kali didirikan oleh Brian Chesky, Joe Gebbia, dan Nathan Blecharczyk pada 2008 di San Francisco. Berawal dari keresahan ketiga sahabat ini ketika melihat para penonton konser yang tidak memiliki tempat menginap yang layak karena harga hotel yang mahal. Mereka berinisiatif untuk menyewakan kamar dengan konsep Air (kasur pompa yang biasa menjadi alas tidur) dan bnb yang artinya Bed (tempat tidur) and Breakfast (sarapan).
Konsep inilah yang membuat Airbnb kini dilirik sebagai salah satu alternatif menginap. Tamu-tamu (guest) yang menginap lewat Airbnb akan merasakan "local experience with living with local". Selain itu, host atau tuan rumah akan merasakan beragam manfaat seperti menambah penghasilan, menjalin silaturahmi dan persahabatan, serta membantu mempromosikan wisata lokal setempat.