Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Satu Hari Dua Ilmu di Buitenzorg

1 Juni 2018   20:28 Diperbarui: 1 Juni 2018   22:55 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing session (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti walking tour di ibu kota bersama salah satu tour organizer yang sering mengadakan tur keliling kota Jakarta. 

Sebagai anak yang lahir dan besar di ibu kota, saya malah baru tahu bahwa kota tersibuk di negara ini ternyata memiliki pesona tersembunyi yang tidak disadari oleh warganya sendiri. Bukan hanya Jakarta saja, kota-kota di sekitarnya juga memiliki banyak keindahan yang mungkin dilupakan oleh setiap orang yang berlalu lalang disana.

Salah satu kota selain Jakarta yang paling sering saya kunjungi adalah Bogor. Kota yang memiliki nama lain Kota Hujan ini memang mudah didatangi, apalagi kini ada kereta commuter line dengan harga terjangkau. 

Namun berkali-kali ke kota hujan, belum pernah sekalipun saya belajar tentang sejarah dan mengenal bangunan-bangunannya yang klasik dan indah. Lebih tepatnya, saya belum pernah walking tour atau city tour di Bogor.

Akhirnya kesempatan itu datang saat Komunitas Traveling Kompasiana (KOTEKA) mengadakan acara KotekaTalk ngabuburit pada Selasa (29/5/2018) silam dengan kegiatan city tour sekaligus sharing session bagaimana menjadi hosting travelers yang baik, khususnya jika menggunakan Airbnb. Kebetulan Mas Ony Jamhari, salah satu admin Koteka, adalah superhost Airbnb dan akan membagi pengalaman dan kisahnya ketika menyewakan rumahnya untuk "penginapan" online.

***

Gereja Santa Perawan Maria (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gereja Santa Perawan Maria (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Acara ini diisi oleh 10 peserta terpilih yang sudah mendaftarkan diri. Mayoritas menggunakan commuter line menuju Bogor dimana kami berkumpul di meeting point pukul 12.00 WIB. Selain peserta dan admin Koteka, kami juga kedatangan dua teman dari Bogor Tours yang akan memandu city tour dan juga satu turis asing asal Uzbekistan yang sangat excited karena belum pernah jalan-jalan ke kota hujan.

Rute pertama kami adalah mengunjungi Gereja Katedral Bogor atau Gereja Santa Perawan Maria. Lokasinya tak jauh dari Stasiun Bogor, terletak di Jalan Kapten Muslihat No. 22. Sayangnya, saat itu Gereja sedang tertutup untuk umum. Karena itu kami hanya bisa menikmati keindahan bangunan yang berdiri sejak 1889 ini dari luar.

Perjalanan dilanjutkan menuju musholla yang terletak tepat di sebelah gedung Balai Kota. Teman-teman muslim pun menunaikan ibadah sholat dzuhur. Setelah itu kami sempat berfoto di depan Balai Kota. Bangunan bergaya kolonial ini dulunya memang tempat berkumpulnya para sosialita bernama "De Societeit" dimana para meneer dan noni-noni londo berkumpul, berpesta dan berdansa. 

Setelah mengalami beberapa kali alih fungsi, gedung yang menjadi salah satu cagar budaya di Buitenzorg ini akhirnya menjadi tempat ngantor Walikota Bogor.

Gereja Ayam (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gereja Ayam (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tepat di seberang Balai Kota ada taman yang masih menjadi bagian Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Disana ada rusa-rusa yang bebas berkeliaran. Guide kami dari Bogor Tours pun menceritakan sejarah dan seluk beluk mulai dari patung sampai bekas pemakaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun