Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

30 Komika dan The "Naked" Humor

8 April 2018   13:50 Diperbarui: 8 April 2018   16:02 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fico saat tampil (Dokumentasi Pribadi)

Di akhir tahun 90-an, ada sebuah acara berjudul The Naked Chef yang dibawakan oleh Chef Jamie Oliver. Bukan, ini bukan acara masak-memasak sambil telanjang namun bagaimana memasak dengan bahan-bahan dan peralatan seadanya namun tetap menghasilkan makanan bercitarasa istimewa.

Pertengahan tahun 2000-an, istilah backpacker mulai dikenal dan salah satu trigger-nya adalah buku The Naked Traveler yang sekaligus mempopulerkan penulisnya, Trinity. The Naked traveler bukan cerita tentang melakukan perjalanan tanpa busana, namun merupakan plesetan dari Nekad. Trinity membuktikan bahwa keliling dunia bisa dilakukan dengan "naked" atau nekat dengan bajet setipis-tipisnya dan seada-adanya.

Kata naked atau telanjang dan apa adanya inilah yang ingin coba ditampilkan oleh para comic atau Komika dalam membawakan materi "The Naked Humor". 30 komika berkumpul dan memberikan hiburan spesial tersebut dalam acara "Local Stand Up Day" di Ballroom Kuningan City, Sabtu (7/4/2018).

Local Stand Up Day adalah acara yang dipersembahkan oleh local.co.id bekerjasama dengan Majelis Lucu Indonesia. Acara ini menghadirkan konsep stand up comedy yang berbeda, yang tidak akan kita temukan di acara serupa di tv.

Hiburan apa adanya (Dokumentasi Pribadi)
Hiburan apa adanya (Dokumentasi Pribadi)
"Yang pernah nonton stand up di televisi akan tahu keunggulan yang ditawarkan di Local Stand Up Day yang tidak akan ditemukan di televisi. Karena ini acara off air, maka teman-teman akan menemukan jenis komedi yang berbeda,"ujar Coki Pardede, salah satu Komika saat press release beberapa waktu lalu.

Lantas bagaimana penampilan para komika membawakan materi stand up di acara yang "berbeda" tersebut?

***

Local Stand Up Day terbagi dalam empat genre, Clean Materi, Kearifan Lokal, Observasi, Dark & Blue dan terakhir, Roasting Pandji. Tiap genre menampilkan lima komika dengan membawakan candaan yang pastinya mengocok perut penonton. Salah satunya adalah Gilang Bhaskara yang langsung melakukan riffing ke arah penonton.

"Nah, gua suka nih acara kaya gini penontonnya kesortir karena harus bayar lima ratus ribu," ujarnya yang langsung disambut gelak tawa penonton.

Gilang Bhaskara saat tampil (Dokumentasi Pribadi)
Gilang Bhaskara saat tampil (Dokumentasi Pribadi)
Selanjutnya pada genre Kearifan Lokal para komika menceritakan tentang keunikan tempat tinggal dan masyarakat daerahnya yang membuat penonton terpingkal-pingkal. Nopek, salah satu komika asal Surabaya mulai membawakan materi berbau blue material yang jika kita saksikan di tv pastinya akan di-cut dan disensor habis-habisan.

Setelah break, para komika kembali tampil dalam genre observasi. Bintang Bete menceritakan kisah perselingkuhannya dengan mantannya.

"Waktu itu kita lagi di mobil. Lalu cowoknya tiba-tiba telepon dan gue yang duduk di sebelahnya disuruh diem. Mantan gue langsung angkat terus bilang gini "iya yang aku lagi kena macet, coba kalau kamu ada disini". Pas denger itu, mata gue langsung berkaca-kaca,"kenangnya diiringi tawa audiens.

Fico saat tampil (Dokumentasi Pribadi)
Fico saat tampil (Dokumentasi Pribadi)
Lalu ada Fico yang muncul sambil membawakan materi yang menyindir Joshua.

"Dulu yah Joshua itu semuanya dilawan. Tapi semenjak kasus 'itu'," katanya sambil cengengesan mengingat kasus yang menjerat Joshua beberapa waktu lalu.

Selesai genre Observasi, komika kembali hadir dengan genre Dark & Blue, materi yang sangat sensitif. MC pun mengingatkan penonton karena dibutuhkan kedewasaan dan keterbukaan pikiran untuk menyimak dan menikmati materi-materi yang dibawakan oleh para komika di genre ini.

Tompi ikut meroasting Pandji (Dokumentasi Pribadi)
Tompi ikut meroasting Pandji (Dokumentasi Pribadi)
Terakhir, acara puncak untuk Roasting Pandji. Genre ini sedikit berbeda karena para komika bukan tampil satu persatu tapi dikumpulkan semua dan duduk di sofa layaknya talk show. Mereka pun mulai meroasting atau mencela Pandji mulai dari karirnya, karya filmnya, sampai pilihan politiknya pada Pilkada 2017 silam.

Setelah itu muncul mystery guest dimana penyanyi Tompi tampil dalam video berdurasi singkat untuk meroasting Pandji yang disebut sebagai "bekas sahabat" itu. Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul Gamila, istri Pandji yang ikut mencela suaminya di panggung. Kehadiran Gamila yang tak diduga oleh Pandji membuat komika bertubuh tambun ini salting.

Roasting Pandji (Dokumentasi Pribadi)
Roasting Pandji (Dokumentasi Pribadi)
Gerah dibully terus, kini giliran Pandji yang tampil untuk membalas guyonan rekan-rekan komikanya dalam sesi itu.

"Gue gak bisa meroasting orang, jadi gue panggil aja juru bicara gue."

Lampu sedikit dimatikan, dan tiba-tiba muncullah sang jubir yang ternyata adalah Anies Baswedan! Para komika tampak kaget dan penonton langsung riuh dan berhamburan ke depan untuk memotret. Anies pun tampak tersenyum sambil menyapa penonton.

"Selamat malam orang-orang yang gak milih saya," kata orang nomor satu di DKI Jakarta ini yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan penonton.

Anies Baswedan jadi mystery guest (Dokumentasi Pribadi)
Anies Baswedan jadi mystery guest (Dokumentasi Pribadi)
Anyway, hanya Pandji dan tim panitia yang tahu Anies Baswedan akan hadir dan dialah sang Mystery Guest! Komika yang lain tidak tahu dan ikut terkejut, apalagi beberapa turut membawakan materi yang menyindir Pilkada serta kebijakan-kebijakan Pemprov DKI namun tidak menyadari keberadaannya di belakang pangung.

"Saya di belakang mendengar semuanya dan ikut tertawa," ujarnya yang membuat para komika mati kutu.

Di sesi terakhir dan penutup acara ini, Anies juga menanggapi setiap kelakar yang diutarakan para komika di atas panggung.

"Stand Up Comedy ini adalah acara cerdas dan berkelas, jadi gak usah baper,"tutupnya.

***

Local Stand Up Comedy memang menghadirkan hiburan berbeda. Selama enam jam penonton akan tertawa lepas dan stres pun hilang. Tiket juga dijual mahal agar penonton tersortir. Hanya mereka yang cukup berduit, open minded dan berwawasan luas saja yang bisa menikmati sajian spesial ini.

Rundown acara (Dokumentasi Pribadi)
Rundown acara (Dokumentasi Pribadi)
The Naked Humor atau humor apa adanya menjadi main course atau menu utama. Apa yang tabu, yang selama ini ditutup-tutupi, atau yang berusaha dihindari dalam setiap topik pembicaraan dibuka dengan blak-blakan. Namun bukan kata-kata vulgar yang keluar, melainkan seni komedi.

Menariknya, para komika dapat mengatur ritme dan memberikan materi yang fresh meski komika sebelumnya sukses membuat penonton tertawa lebar. Jadi, penonton selalu terhibur karena komika selanjutnya berhasil membawakan materi baru yang tak kalah mengocok perut.

Belakangan ini masyrakat kita memang telah kehilangan selera humor. Pembahasan berbau sensitif akan berujung pada tuduhan penodaan atau penistaan. Local Stand Up Comedy mencoba mengemas setiap isu-isu sensitif tersebut dalam sebuah seni komedi. Bukan untuk sekedar membully atau memojokkan, tetapi mencoba menghibur dengan menertawakan sesuatu yang sejatinya hanya sebuah guyonan.

No hard feeling. Tentu para komika tak bermaksud menyerang individu atau kelompok dengan materi lawakannya. Semata-mata hanya untuk hiburan agar masyarakat kita tak kehilangan selera humor. Di acara Local Stand up Day, diharapkan para audiens yang datang bukan hanya terhibur tetapi juga menikmati lawakan yang berkelas dan berkualitas.

Para Komika (Dokumentasi Pribadi)
Para Komika (Dokumentasi Pribadi)
Perkembangan Stand Up Comedy di Indonesia terhitung cukup cepat. Meski hanya dimulai oleh segelintir orang pada 2010 silam, seni lawakan monolog oleh pelawak tunggal ini menjadi salah satu alternatif hiburan dari seni komedi yang baru. Namun pada akhirnya, tak semua orang suka atau bisa menikmati stand up comedy. Yes, we can't please everyone. Karena itulah komedi buka-bukaan seperti Local Stand Up Comedy hanya bisa kita saksikan dalam acara offline dan tidak gratis.

Akhir kata, semoga kita tidak melupakan selera humor kita dan bisa menikmati humor yang naked dan apa adanya. Karena sekali lagi, itu semua adalah bagian dari seni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun