Di akhir tahun 90-an, ada sebuah acara berjudul The Naked Chef yang dibawakan oleh Chef Jamie Oliver. Bukan, ini bukan acara masak-memasak sambil telanjang namun bagaimana memasak dengan bahan-bahan dan peralatan seadanya namun tetap menghasilkan makanan bercitarasa istimewa.
Pertengahan tahun 2000-an, istilah backpacker mulai dikenal dan salah satu trigger-nya adalah buku The Naked Traveler yang sekaligus mempopulerkan penulisnya, Trinity. The Naked traveler bukan cerita tentang melakukan perjalanan tanpa busana, namun merupakan plesetan dari Nekad. Trinity membuktikan bahwa keliling dunia bisa dilakukan dengan "naked" atau nekat dengan bajet setipis-tipisnya dan seada-adanya.
Kata naked atau telanjang dan apa adanya inilah yang ingin coba ditampilkan oleh para comic atau Komika dalam membawakan materi "The Naked Humor". 30 komika berkumpul dan memberikan hiburan spesial tersebut dalam acara "Local Stand Up Day" di Ballroom Kuningan City, Sabtu (7/4/2018).
Local Stand Up Day adalah acara yang dipersembahkan oleh local.co.id bekerjasama dengan Majelis Lucu Indonesia. Acara ini menghadirkan konsep stand up comedy yang berbeda, yang tidak akan kita temukan di acara serupa di tv.
Lantas bagaimana penampilan para komika membawakan materi stand up di acara yang "berbeda" tersebut?
***
Local Stand Up Day terbagi dalam empat genre, Clean Materi, Kearifan Lokal, Observasi, Dark & Blue dan terakhir, Roasting Pandji. Tiap genre menampilkan lima komika dengan membawakan candaan yang pastinya mengocok perut penonton. Salah satunya adalah Gilang Bhaskara yang langsung melakukan riffing ke arah penonton.
"Nah, gua suka nih acara kaya gini penontonnya kesortir karena harus bayar lima ratus ribu," ujarnya yang langsung disambut gelak tawa penonton.
Setelah break, para komika kembali tampil dalam genre observasi. Bintang Bete menceritakan kisah perselingkuhannya dengan mantannya.
"Waktu itu kita lagi di mobil. Lalu cowoknya tiba-tiba telepon dan gue yang duduk di sebelahnya disuruh diem. Mantan gue langsung angkat terus bilang gini "iya yang aku lagi kena macet, coba kalau kamu ada disini". Pas denger itu, mata gue langsung berkaca-kaca,"kenangnya diiringi tawa audiens.
"Dulu yah Joshua itu semuanya dilawan. Tapi semenjak kasus 'itu'," katanya sambil cengengesan mengingat kasus yang menjerat Joshua beberapa waktu lalu.
Selesai genre Observasi, komika kembali hadir dengan genre Dark & Blue, materi yang sangat sensitif. MC pun mengingatkan penonton karena dibutuhkan kedewasaan dan keterbukaan pikiran untuk menyimak dan menikmati materi-materi yang dibawakan oleh para komika di genre ini.
Setelah itu muncul mystery guest dimana penyanyi Tompi tampil dalam video berdurasi singkat untuk meroasting Pandji yang disebut sebagai "bekas sahabat" itu. Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul Gamila, istri Pandji yang ikut mencela suaminya di panggung. Kehadiran Gamila yang tak diduga oleh Pandji membuat komika bertubuh tambun ini salting.
"Gue gak bisa meroasting orang, jadi gue panggil aja juru bicara gue."
Lampu sedikit dimatikan, dan tiba-tiba muncullah sang jubir yang ternyata adalah Anies Baswedan! Para komika tampak kaget dan penonton langsung riuh dan berhamburan ke depan untuk memotret. Anies pun tampak tersenyum sambil menyapa penonton.
"Selamat malam orang-orang yang gak milih saya," kata orang nomor satu di DKI Jakarta ini yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan penonton.
"Saya di belakang mendengar semuanya dan ikut tertawa," ujarnya yang membuat para komika mati kutu.
Di sesi terakhir dan penutup acara ini, Anies juga menanggapi setiap kelakar yang diutarakan para komika di atas panggung.
"Stand Up Comedy ini adalah acara cerdas dan berkelas, jadi gak usah baper,"tutupnya.
***
Local Stand Up Comedy memang menghadirkan hiburan berbeda. Selama enam jam penonton akan tertawa lepas dan stres pun hilang. Tiket juga dijual mahal agar penonton tersortir. Hanya mereka yang cukup berduit, open minded dan berwawasan luas saja yang bisa menikmati sajian spesial ini.
Menariknya, para komika dapat mengatur ritme dan memberikan materi yang fresh meski komika sebelumnya sukses membuat penonton tertawa lebar. Jadi, penonton selalu terhibur karena komika selanjutnya berhasil membawakan materi baru yang tak kalah mengocok perut.
Belakangan ini masyrakat kita memang telah kehilangan selera humor. Pembahasan berbau sensitif akan berujung pada tuduhan penodaan atau penistaan. Local Stand Up Comedy mencoba mengemas setiap isu-isu sensitif tersebut dalam sebuah seni komedi. Bukan untuk sekedar membully atau memojokkan, tetapi mencoba menghibur dengan menertawakan sesuatu yang sejatinya hanya sebuah guyonan.
No hard feeling. Tentu para komika tak bermaksud menyerang individu atau kelompok dengan materi lawakannya. Semata-mata hanya untuk hiburan agar masyarakat kita tak kehilangan selera humor. Di acara Local Stand up Day, diharapkan para audiens yang datang bukan hanya terhibur tetapi juga menikmati lawakan yang berkelas dan berkualitas.
Akhir kata, semoga kita tidak melupakan selera humor kita dan bisa menikmati humor yang naked dan apa adanya. Karena sekali lagi, itu semua adalah bagian dari seni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H