Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Haunted Hotel", Sebuah Teror dari Kejadian Nyata

7 Februari 2018   13:18 Diperbarui: 8 Februari 2018   20:15 9149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jun dan Ling (sumber: ent.qq.com)

Not based on true story, but inspired by true events. Meski teror mencekam di hotel itu sering terjadi dan menimpa para penghuninya, Ryon lebih memilih membuat kisahnya sendiri yang didasari kejadian-kejadian horor di Amber Court. Bisa dibilang, Haunted Hotel adalah fiksi berdasarkan kejadian nyata.

Cerita suara perempuan yang menjerit atau memanggil-manggil seseorang, anak kecil menangis, suara langkah kaki, pintu diketok sampai tv yang menyala sendiri adalah beberapa kejadian aneh yang kerap dirasakan oleh mereka yang pernah diteror. Semua kejanggalan tersebut dimasukkan saat menonton film ini, belum lagi dengan scoring menghentak yang membuat suasana makin mencekam.

Adegan di rumah sakit (sumber: cinema.com.my)
Adegan di rumah sakit (sumber: cinema.com.my)
Sejujurnya, premis yang ditawarkan Haunted House cukup menarik. Di awal, penonton langsung disuguhkan teror horor bertubi-tubi. Namun sayang, pace sedikit mengendur di pertengahan film dengan beberapa scene diluar nalar bahkan cenderung dipaksakan. Konklusi dari film ini juga cukup baik di mana semua kejadian dari awal sampai akhir ternyata memiliki benang merah. Kejanggalan dalam cerita juga turut dijelaskan meski penonton harus sedikit memutar otak.

Meski Haunted Hotel bergenre horor, namun aura mencekam hanya kita saksikan di 30 menit awal film. Selebihnya, penampakan hantu masih sering muncul namun tidak seseram sebelumnya karena penonton sudah terlanjur jengah dan lelah. Final scene pun, bagi saya pribadi, sama sekali tak berasa horor. Dan untuk ending, yah seperti film-film horor kebanyakan yang selalu janggal dengan tetap mencoba mencoba memberikan sentuhan horor bahkan di menit-menit akhir.

Sebagai kolaborasi tiga negara, selain dibintangi oleh aktor dan aktris dari Tiongkok, Malaysia dan Thailand, Haunted Hotel turut menggunakan bahasa mandarin, inggris dan melayu dalam penyampaian cerita. Kita juga dapat melihat kearifan lokal berbau klenik khas negeri jiran. 

Aom Sushar (sumber: www.star2.com)
Aom Sushar (sumber: www.star2.com)
Amber Court pun digambarkan seperti gedung tua yang usang dengan lorong-lorong gelap sehingga makin menambah kesan mistis. Saya sendiri sebenarnya mulai merasa jenuh di tengah-tengah film, untungnya masih ada Aom Sushar yang bikin mata tetep melek. Setelah gugling, ternyata dia adalah pemeran Pie dalam film Yes or No (2010). Pantas saja familiar karena saya sudah kesengsem sejak menonton film Thai itu.

Last but not least, Haunted Hotel secara tidak langsung juga ikut mempromosikan Genting Highland, terutama Amber Court yang pengunjungnya melonjak berkat film ini. Bagi Anda yang tertarik uji nyali bisa mencoba sensasi horor nan menegangkan dengan menginap di hotel ini. Toh Genting kini punya daya wisata yang menarik selain theme park dan kasino miliknya. Namun bagi yang lemah jantung, saya sarankan sebaiknya jangan ikut mencoba, cukup saksikan lewat Haunted Hotel saja.

Tepuk dada tanya selera!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun