Gol hantu selain mencederai sportivitas juga telah merugikan banyak pihak. Demi meminimalisir kerugian tersebut, FIFA telah menerapkan teknologi garis gawang (goal-line technology) yang sudah diadopsi oleh empat liga top Eropa (Premiere League, Bundesliga, Ligue 1, Serie A). Hanya La Liga yang belum menerapkan teknologi ini. Itulah sebabnya terjadi insiden gol hantu dari seorang Lionel Messi yang menjadi anomali karena beberapa hari sebelumnya ia baru saja menerima penghargaan sepatu emas Eropa.
Namun VAR masih belum matang karena dianggap membingungkan. Misalnya, bagaimana jika pemain sudah merayakan "gol" yang ambigu, sementara wasit masih menunggu konfirmasi lalu diputuskan bahwa tidak ada gol. Para pemain akan menggerutu dan secara tak langsung mempengaruhi mental mereka. Mari berpikir positif, anggap saja VAR lebih murah dan La Liga tidak mendapatkan kucuran APBN karena sudah dialihkan untuk keamanan, khususnya untuk melakukan tindakan koersif bagi warganya yang ingin memerdekakan diri.
Michel Platini saat menjabat sebagai presiden UEFA juga menolak penggunaan teknologi dalam pertandingan seperti teknologi garis gawang dan lebih mendayagunakan manusia. Alasannya adalah demi menjaga esensi olahraga itu sendiri dimana drama telah menjadi bumbu sepak bola. Menurutnya, dengan teknologi, pesepak bola akan menjadi robot dan kehilangan sisi humanis. Sama seperti drama terindah kala dirinya dijatuhkan hukuman larangan terlibat dunia sepakbola selama delapan tahun karena kasus suap.
Gol hantu Messi adalah salah satu dari sekian gol-gol hantu yang banyak terjadi dan mungkin tidak terpublikasi. Gol hantu bisa menentukan hasil akhir pertandingan atau kompetisi. Wajar bila gol ini masih akan terus menghantui dan menggentayangi mereka yang telah menjadi korban, seperti Mourinho dan Lampard yang belum bisa move on meski sudah bertahun-tahun berlalu.
Mungkin kita tidak akan melihat gol hantu di liga-liga Eropa lainnya atau di perhelatan akbar seperti Piala Dunia 2018. Namun gol hantu masih akan terjadi, dan akan terus bergentayangan, setidaknya sampai akhir musim ini (di La Liga). Jangan kaget bila nanti kita akan membaca headline seperti:
"Dramatis! Gol Hantu Ronaldo Menangkan Real Madrid di El Clasico."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H