Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sudah Kerokan, Tapi Kok Badan Masih Sakit?

26 November 2017   21:30 Diperbarui: 27 November 2017   10:58 9187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak Tuna, bisa tolong kerokin saya gak?"

Kalimat ini terucap beberapa bulan lalu di kantor saya dulu. Tempat kerja saya adalah pabrik dimana para pegawainya terdiri dari staf kantor, operator mesin, supir, kernet, kuli panggul sampai buruh borongan. Kebetulan mbak Tuna ini adalah salah satu buruh borongan yang bekerja disana.

"Ya udah sini, mumpung saya kerja udah dapet target."

Di pabrik, mbak Tuna memang sering ngerikin para karyawan yang masuk angin atau kurang enak badan. Saat itu kepala saya sedikit berat, mungkin karena faktor begadang sehingga masuk angin. Jadilah saya dikerok di bagian leher saja. Kebetulan persediaan obat P3K kantor sangat terbatas, namun masih ada Balsem Lang yang bisa digunakan sebagai pelumas untuk kerokan serta uang logam Rp 1.000.

"Nah diem. Nih merah banget lho," kata mbak Tuna yang sangat bernafsu mengerok leher saya sementara saya meringis kesakitan.

"Gimana? Udah enakan kan? Kemarin si Andy dikerik tapi masih sakit, terus hari ini gak masuk."

Mahakarya mbak tuna (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mahakarya mbak tuna (sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dikerok tapi masih sakit? Koq bisa yah? Saya sendiri setelah dikerok mulai merasa lebih enak dan kepala lebih enteng. Kenapa Andi, salah satu kernet di pabrik, sudah kerokan malah tambah sakit. Mungkin memang ada suatu mitos kerokan yang belum diketahui banyak orang. Mungkin mereka berpikir kalau gak enak badan ya tinggal dikerok aja. Padahal ada beberapa fakta tentang kerokan yang baik dan benar yang perlu diketahui.

Apa itu kerokan ?

Kerokan atau biasa juga disebut kerikan adalah metode pengobatan tradisional dengan menekan bagian tubuh dan menggosoknya berulang-ulang dengan minyak dan alat penggosok benda tumpul sehingga menimbulkan ruam dan bilur-bilur merah. Minyak atau pelumas seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, minyak kayu putih atau Balsem Lang dioles ke permukaan kulit guna menghindari iritasi. Alat penggosok yang digunakan biasanya adalah koin, gundu, batu giok, potongan jahe atau bawang merah.

Meski dianggap sebagai warisan leluhur nusantara, negara-negara luar juga memiliki teknik pengobatan serupa yang sama dengan kerokan. Misalnya Tiongkok (gua sha), Kamboja (goh kyol) dan Vietnam (cao giodi). Selain mudah diterapkan sebagai obat luar, kerokan menjadi pengobatan yang menembus strata sosial karena mudah, murah, mesra dan mujarab. Siapa sih yang tidak pernah kerokan? Mulai dari tua, muda, kalangan atas, menengah sampai bawah pasti pernah merasakan nikmatnya di-"tato cakar naga".

Nikmatnya kerokan (sumber: www.pulsk.com)
Nikmatnya kerokan (sumber: www.pulsk.com)
Kerokan dan masuk angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun