"Iya bisa, emang lu turun di Kota?"
"Iya bisa kalo turun disana. Abis itu naik Go.. (sponsor mulai berdehem)."
"Oke, gua sama Ana kan mau turun. Nanti disana lu minjem kartu ya ama orang biar lu bisa keluar dari halte,"katanya lagi.
WHHAATTT! Itulah yang ada di pikiran gue.
"Gak papa koq. Mereka kalo tap keluar gak kepotong duit lagi. Gue dulu pernah begitu juga," sambungnya.
Di perjalanan banyak orang naik dan turun. Mata gue pun tajam mencari mangsa. Akhirnya tiba juga di stasiun Kota dan hampir semua orang turun. Gue pun celingak-celinguk dan jalan cepat sampai ketemu bapak-bapak yang juga lagi jalan cepet walaupun kami bukan sedang lomba jalan cepat dan Malaysia lah pemenangnya (Apaan sih. Wkwk).
"Pak maap, boleh minta tolong gak? Minjem kartunya donk biar saya bisa keluar. Tadi saya juga naik minjem kartu temen,"kataku tanpa banyak cingcong sambil menggunakan jurus melas.
"Oh iya. Jalan aja," jawab si bapak yang meskipun wajahnya kurang ramah tapi sepertinya hatinya tidak.
Kami sampai di gate dan si bapak mengeluarkan kartu saktinya untuk 'membebaskan' daku.
"Makasih banyak ya pak," ucapku yang hanya dijawab dengan anggukan dingin meski hatinya sepertinya hangat (sepertinya ya).