Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kompasiana dan Langkah Awal Meraih Mimpi

25 Oktober 2017   12:00 Diperbarui: 25 Oktober 2017   16:51 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"You don't have to see the whole staircase, just take the first step." - Martin Luther King Jr

Hobi menulis dan memiliki 'bakat' menulis membuat saya tertarik untuk menekuni salah satu hobi yang saya sukai ini. Hasilnya? Setidaknya saya pernah menjadi contributor content writer untuk beberapa web dan juga sempat menjadi ghost writer untuk suatu penerbit.

Sayangnya hobi menulis ini sempat terhenti karena saya lebih fokus bekerja dan mencari uang. Namun keinginan untuk menulis itu tetap ada. Saya tak punya waktu untuk bikin blog, ditambah harus ngurusin blog itu juga. Disinilah awal pertemuan saya dengan Kompasiana, dimana menjadi langkah awal saya untuk merajut kembali mimpi yang sempat terputus.

Membangun minat menulis kembali

Vakum menulis selama satu tahun dan mencoba untuk menulis kembali itu sangat sulit. Meski masih sempat menelurkan beberapa 'coretan' namun saya belum menemukan apa yang menjadi passion saya dalam menulis. Apalagi saya juga termasuk orang yang moody.

Awal perkenalan saya dengan Kompasiana adalah ketika sedang browsing tentang blogger ada sebuah kalimat tertulis "..setidaknya harus memiliki blog seperti blogger, wordpress atau kompasiana.."Kompasiana? Apa itu Kompasiana? Mengeja lima huruf pertamanya saja sepertinya kita tahu berasal dari mana platform blog ini. Yup, Kompasiana adalah anak media dari Kompas yang menjadi media para penulis mencurahkan dan membagikan isi pikirannya. Bisa dikatakan, inilah platform blog bernuansa komunitas para blogger yang disebut Kompasianer.

Akun Kompasiana saya (sumber: www.kompasiana.com/deny.oey)
Akun Kompasiana saya (sumber: www.kompasiana.com/deny.oey)
Tanpa pikir panjang, saya pun langsung mendaftar. 3 April 2014, itulah hari lahir saya sebagai Kompasianer. Namun apa yang saya dapatkan? DAMN! Kompasiana itu isinya orangtua semua! Ditambah topik-topik yang dibahas dalam tulisannya benar-benar boring, terlalu berat dan gak menarik banget (buat saya 'pada waktu itu'). Melihat betapa kakunya nama-nama para penulisnya saja saya langsung sadar jika berada di tempat yang salah.

Yeah, itulah kesan pertama saya pada Kompasiana. Sebagai anak dari generasi Y (millenial) yang lahir ditahun 90-an saya tentu lebih suka pada media yang berjiwa muda yang ternyata hal itu tidak saya dapatkan pada Kompasiana. Dan sudah pasti, akun saya langsung vakum saat itu juga. Ibaratnya, ia adalah bayi yang setelah dilahirkan langsung masuk inkubator dan lupa ditebus oleh orangtuanya.

Selang setahun lebih, minat saya untuk menulis muncul kembali. Dan kebetulan saya adalah penggemar sepakbola, khususnya liga-liga Eropa. Sering membaca di beberapa media, saya tertarik dengan salah satu rubrik di Sepakbola, dimana para penulis yang terdiri dari pengamat, komentator serta mereka yang expert di bidang olahraga sepakbola menuangkan isi pikiran mereka lewat sebuah tulisan. Sebuah artikel non-berita tentang topik terhangat dan terkini di dunia sepakbola menurut sudut pandang penulis.

Membaca artikel itu sangat menarik bagi saya karena setiap penulis memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Hal ini menginspirasi saya untuk menulis artikel bola yang unik dan menarik. Lalu dimana saya bisa menulisnya? Pikiran saya langsung tertuju pada satu kata, Kompasiana! Mulailah saya membuka kembali apa yang saya sebut sebagai 'media-nya para orangtua' itu, membaca kanal bola, kemudian mencoba menulis apa yang ada di pikiran saya dan ingin saya bagikan. Ya, artikel pertama saya di Kompasiana lahir pada 21 Juli 2015! Bayi yang berada dalam inkubator selama kurang lebih 15 bulan itu kini mulai bisa menangis dan belajar tengkurap!

Saya pun mulai aktif menulis dan bukan hanya tentang sepakbola saja. Kebetulan saya juga hobi nonton film dan sedikit gadget freak. Jadilah beberapa tulisan saya adalah review film plus artikel bertema teknologi (karena sebelumnya saya juga sempat menjadi kontributor web tekno). Namun seperti yang saya jelaskan sebelumnya, saya adalah orang yang moody sehingga saya juga jarang menulis. Bayi tersebut pun akhirnya masih dalam proses belajar merangkak.

Menulis di Kompasiana (sumber: www.facebook.com/KOMPASiana)
Menulis di Kompasiana (sumber: www.facebook.com/KOMPASiana)
Menemukan Passion dalam menulis

Saya masih tertarik untuk menulis tentang sepakbola, namun saya belum mendapatkan apa yang menjadi ciri khas saya, yang membedakan saya dengan penulis lain. Kebetulan saya pernah membaca artikel seorang penulis yang sangat menarik. Mengapa menarik? Karena cocok dengan jatidiri saya. Suatu artikel dengan gaya bahasa satir, jenaka dan menyindir. Akhirnya saya menulis kembali di rubrik bola dengan trademark yang sudah saya buat itu.

Hasilnya? Beberapa artikel sempat menjadi headline. Disinilah saya akhirnya berinteraksi dengan Kompasianer baik melalui komentar atau sekedar penilaian pada artikel saya. Akhirnya saya mulai membuka mata, bahwa Kompasiana tidak 'se-kuno' yang saya pikirkan. Saya akhirnya menemukan kembali passion itu (meski terkadang masih mood-mood-an).

Rajin menulis dan aktif dalam komunitas

Tahun 2016 dan 2017 (artinya sekarang ini) saya mulai aktif menulis. Meski terkadang bisa beberapa bulan baru menelurkan tulisan (sambil menunggu momen yang tepat) setidaknya saya sudah kembali produktif sebagai penulis amatir. Bersyukur, bayi yang merangkak itu akhirnya mulai belajar berjalan!

Di akhir tahun 2016, saya juga baru 'menyadari' bahwa Kompasiana selalu mengadakan Blog Competition dengan hadiah yang sangat menarik. Saya pun jadi semakin rajin menulis dan mengikuti beberapa blog competition. Hasilnya? Sebagai amatiran dengan tulisan ecek-ecek tentu saja saya gagal (Hahahahaha!). Ditambah kualitas konten saya dalam tulisan yang dilombakan, bagi saya pribadi, sangat buruk hingga saya selalu menghapusnya dari history (asli deh, malu-maluin banget kalo sampe dibaca orang. Wkwk).

Namun disinilah saya belajar untuk mengembangkan kemampuan saya dalam menulis. Memang benar, terkadang kompetisi bisa mengasah dan mengeluarkan kemampuan terbaik kita. Saya tak pernah menyebut siapapun sebagi rival, tapi sebagai guru dimana kita bisa belajar darinya. Saya pun mencoba mengintip artikel-artikel para juara, mencari resep jitu agar suatu hari bisa menang dan terus belajar untuk mengembangkan kemampuan diri. Well, setidaknya sampai saya menulis artikel ini saya sudah merasakan dua kali menang Blog Competition dan satu kali menang Blog Review. Lumayan untuk seorang newbie.

Trip bersama KOTEKA (sumber: dokumentasi pribadi)
Trip bersama KOTEKA (sumber: dokumentasi pribadi)
Di tahun ini saya juga mulai aktif dalam komunitas, dimana pada bulan Juni lalu terpilih sebagai salah satu peserta trip ke Cirebon dari KOTEKA (Komunitas Traveler Kompasiana). Kebetulan saya juga hobi traveling, dan disinilah awal mula saya terlibat lebih jauh dengan komunitas dan juga kompasianer.

Belakangan saya juga baru 'tahu' kalau Kompasiana juga sering mengadakan event Nangkring yang menjadi ajang kopdar para Kompasianer dengan tema dan sponsor yang berbeda-beda. Sejujurnya saya tertarik untuk ikut, karena selain membangun networking, acara Nangkring selalu menarik. Mulai dari tema yang menambah wawasan, bertemu dengan orang-orang yang ahli di bidangnya yang mungkin hanya bisa kita lihat di media maupun TV (seperti host dan narasumber), sampai lomba seperti tweet dan instagram competition, flashblogging, OOTD semua ada dalam acara Nangkring.

Kesibukan sebagai kuli dan terbentur waktu menjadi halangan. Namun hal tersebut kini sudah teratasi. Yup, terhitung sejak akhir September lalu status saya sebagai 'kuli' sudah dicabut. Kini saya bebas dan mencoba meraih mimpi yang sempat tertunda. Sebuah mimpi untuk menjadi, ehem, blogger dimana saya bisa semakin produktif dan berkembang (well, kerja kantoran hampir mematikan jiwa saya).

Acara Nangkring Kompasiana (sumber: dokumentasi pribadi)
Acara Nangkring Kompasiana (sumber: dokumentasi pribadi)
Dengan waktu luang sekarang ini sekarang saya bisa lebih aktif di Kompasiana. Oh ya, saat mengikuti acara Nangkring atau trip beberapa waktu lalu saya juga bertemu dengan kompasianer-kompasianer yang masih muda, bahkan yang usianya masih di bawah saya. Well, seiring bertambahnya usia dan semakin luasnya cara berpikir membuat saya yang juga mulai tua ini akhirnya berkumpul dengan mereka yang saya sebut para orangtua (Hahaha). Saya pun mulai rajin menulis, membuat blog pribadi, terus menggali potensi dan mencari passion lain yang belum saya temukan.

Inilah kenangan saya bersama Kompasiana. Mungkin tidak seindah atau semenarik kisah kompasianer lain, namun inilah cerita jujur ketika saya bertemu dan akhirnya jatuh cinta dengan Kompasiana. Di usia Kompasiana yang ke-9, semoga Kompasiana semakin berkembang sebagai platform blog dan juga menjadi wadah atau komunitas para blogger. Bukan hanya itu saja, semoga para kompasianer yang loyal semakin aktif dan produktif dengan menyumbangkan tulisan-tulisan berkualitas, baik yang sudah sepuh maupun yang masih pemula seperti saya. Ya, bayi itu telah tumbuh dan mulai bisa berjalan, selangkah demi selangkah sebelum ia akhirnya ia bisa berlari dan terus berlari kencang. Seperti kutipan di awal tulisan ini, tak perlu melihat tangga namun naiklah setapak demi setapak..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun