Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malaikat dan Iblis dalam wujud Arsene Wenger

1 Juni 2017   14:47 Diperbarui: 1 Juni 2017   19:22 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wenger out! || (sumber: telegraph.co.uk)

Angels and Demons adalah novel bestseller karangan penulis kontroversial, Dan Brown. Novel ini mengisahkan petualangan profesor ahli simbologis, Robert Langdon, dalam upayanya menyelamatkan kota Vatikan dari ledakan bom dan mencegah pembunuhan kardinal yang merupakan calon Paus berikutnya.

Dalam misinya, Langdon menyadari bahwa dalang dari semua kekacauan ini adalah seseorang yang menyebut dirinya sebagai Janus, dewa Romawi berwajah dua. Di akhir cerita, kita akan mengetahui bahwa sosok Janus adalah the real bad guy in good guy. Dia yang dengan heroiknya menyelamatkan Vatikan dan dia jugalah yang merencanakan pembunuhan keji dengan menyiksa para kardinal sebelum ajal menjemput mereka. Janus is angels and demons. Dialah sosok malaikat dan iblis sesungguhnya. Malaikat yang rupawan dengan hati seperti iblis, atau iblis buruk rupa yang menyamar menjadi malaikat.

***

Dan Brown adalah salah satu penulis yang doyan menjual sensasi. Dalam dua buku pertamanya dengan karakter utama Robert Landon (selain The Da Vinci Code yang kontroversial itu), Brown selalu menyerempet tentanug keyakinan umat Nasrani serta konspirasi-konspirasi berdasarkan 'fakta dan data akurat' yang entah darimana didapatkan olehnya. Angels and Demons juga menyisipkan cerita perseteruan antara kaum illuminati dan gereja katolik, antara sains dan agama, ilmu pengetahuan dengan spiritualitas, dan keyakinan melawan kecerdasan.

Angels & Demons || (sumber: imdb.com)
Angels & Demons || (sumber: imdb.com)
Sudah rahasia umum jika pada masa abad pertengahan, banyak ilmuwan dengan pandangan-pandangannya yang dianggap berbahaya oleh gereja harus menerima hukuman mulai dari dikucilkan, dikurung sampai dibakar hidup-hidup. Nama-nama terkenal seperti Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus dianggap sesat dan menyimpang dari kebenaran kitab suci.

Mereka beranggapan bahwa matahari adalah pusat tata surya, bumi berbentuk bulat, dan bumi beserta bintang-bintang dan bulan berjalan mengelilingi matahari. Ini bertentangan dengan kayakinan pihak gereja bahwa bumi itu datar dan bumi juga adalah pusat tata surya dimana matahari dan bintanglah yang berputar mengelilingi mereka. Inilah yang menjadi dasar bagi Dan Brown menulis novel Angels and Demons. Kisah balas dendam para ilmuwan yang kini bergerak dalam bayang-bayang bernama illuminati melawan gereja yang kolot dan congkak.

***

Akhir Mei kemarin, klub Arsenal Football Club menyampaikan pengumuman yang bisa membuat sebagian fans mengalami serangan jantung bahkan stroke. Pihak manjemen menyatakan bahwa mereka memperpanjang kontrak Arsene Wenger untuk dua tahun ke depan. Padahal, Wenger santer diisukan akan meninggalkan Emirates Stadium setelah kontraknya habis akhir musim ini.

Rapor Wenger dalam beberapa tahun terakhir memang tidak bagus-bagus amat. Wenger masih memasang pricetag pada pemain terbaiknya, ditambah misi 'empat besar EPL' yang terus dicanangkan agar tetap lolos ke Liga Champions. Sayangnya musim ini Arsenal harus puas finis di posisi lima. Beruntung mereka masih sanggup menggondol Piala FA.

Hal inilah yang membuat para fans menuntut perubahan. Arsenal bukanlah Arsene FC. Era Wenger harus segera diakhiri. Mereka menginginkan pelatih dengan gaya baru, filosofi baru dan motivasi yang menggebu-gebu. Sayangnya pihak klub menangani masalah ini dengan mengambil solusi yang tak lain adalah masalah itu sendiri. Wenger adalah sumber permasalahan dan Wenger juga adalah solusi dari masalah tersebut. Jadilah Wenger sebagai solusi untuk masalah dan juga masalah dalam solusi itu sendiri. Wenger adalah perwujudan dari malaikat dan iblis.

Wenger out! || (sumber: telegraph.co.uk)
Wenger out! || (sumber: telegraph.co.uk)
Arsene Wenger memang pantas jika digambarkan menyerupai sosok Janus. Janus adalah dewa dengan dua wajah dimana satu sisi menghadap masa lalu dan satu sisi menghadap masa depan. Sama seperti Wenger yang selalu melihat masa lalu dirinya sebagai pionir sepakbola modern nan indah di Inggris lengkap dengan prestasinya yang gemilang. Sementara masa depan yang ingin dilihat oleh Wenger ialah dirinya yang mengangkat trofi bergengsi seperti EPL atau Liga Champions di tengah gempuran klub raksasa serta klub milik konglomerat dari negeri onta, panda dan beruang merah.

Wenger sangat mencintai Arsenal, bahwa dirinya dan The Gunners adalah satu dan tak dapat dipisahkan. Namun ia lupa bahwa cinta yang berlebihan amat membahayakan. Seperti cinta Father Camerlengo pada gereja katolik yang membuatnya menjadi sosok Janus. Kefanatikan buta yang membuat Camerlengo menjadi malaikat dan iblis, sama seperti cinta buta dan penuh nafsu pada Arsenal yang membuat Wenger menjadi sosok berwajah dua, malaikat dan iblis.

Wenger seperti gereja katolik yang beranggapan bahwa bumi adalah pusat tata surya. Ya, Wenger termasuk kaum bumi datar yang merasa dirinya adalah pusat dari tata surya sepakbola yang awalnya dipercaya oleh fans sebagai agama 'Arsene' sampai mereka menyadari bahwa itu adalah aliran kepercayaan sesat.

Father Camerlengo || (sumber: hollywood.com)
Father Camerlengo || (sumber: hollywood.com)
Fans yang menolak paham Arsene layaknya ilmuwan modern yang memiliki pandangan bahwa gelar dan prestasi adalah pusat dari tata surya sepakbola modern masa kini. Wenger dan Arsenal hanyalah salah satu planet yang berputar mengelilinginya. Dan ada banyak bintang dan planet lain dengan putaran orbitnya masing-masing. Semakin cepat mereka mengorbit, semakin banyak pula gelar dan prestasi yang diraih. Sayangnya putaran orbit Arsenal menyerupai orbit planet (atau bintang) Pluto.

***

"Ambisi kami adalah memenangi Premier League dan trofi-trofi besar eropa lainnya. Arsene adalah sosok yang tepat untuk membantu kami mewujudkan ambisi itu. Dia memiliki rekam jejak fantastis dan mendapat dukungan penuh dari kami."

Itulah pernyataan Stan Kroenke, pemilik Arsenal, kala mengumumkan perpanjangan kontrak Wenger. Tak diragukan lagi, Kroenke kini sudah menjadi pendeta agama Arsene. Kroenke bersikap acuh pada sebagian fans yang menyuarakan kekecewaannya serta menuntut perubahan. Kroenke percaya bahwa masih banyak fans yang merupakan jemaat gereja Arsene, meski jumlah pendukung yang menganggap Arsene sebagai sekte sesat juga tak kalah banyak.

Para pemain juga ikut terpecah belah. Ada yang imannya mulai goyah, ada juga yang baru percaya dan memberi dirinya dibaptis oleh air keringat di lapangan. Alexis Sanchez yang ragu akan kuasa Arsene sebagai Tuhan dan Juruselamat disarankan untuk segera angkat kaki sebelum ia makin khilaf. Sementara para pemain Arsenal lainnya yang juga penyembah Wenger kini merangkap tugas sebagai misionaris yang menyebarkan paham Arsene kepada suporter, rekan atau calon pemain baru dengan sabdanya yang fenomenal: "In Wenger we trust!"

FA Cup winners 2017 || (sumber: thesun.co.uk)
FA Cup winners 2017 || (sumber: thesun.co.uk)

Wenger dianggap sebagai sosok malaikat yang akan menyelamatkan The Gunners, layaknya Father Camerlengo yang dengan heroiknya melempar bom ke udara dan menyelamatkan Vatikan. Namun ia juga kerap disamakan dengan iblis yang membawa kehancuran bagi klub London utara ini karena hasratnya untuk terus melatih Arsenal meski sudah tak kompeten. Tak ubahnya Father Camerlengo sendiri yang berambisi menjadi Paus sampai membunuh para kardinal.

Fans tak habis pikir mengapa klub masih mempertahankan Wenger. Padahal di bursa pelatih ada nama-nama top seperti Luis Enrique dan Thomas Tuchel yang baru saja menganggur. Atau bisa saja mereka merekrut pelatih potensial seperti Massimiliano Allegri, Diego Simeone atau Leonardo Jardim.

Mereka juga menuntut pihak klub bukan hanya melakukan perubahan di posisi manajer tetapi juga manajemen. Sepakbola modern menuntut prestasi instan, tak peduli klub besar atau klub OKB (orang kaya baru). Arsenal memang terkenal pelit dalam urusan transfer dan gaji pemain. Dalam beberapa tahun terakhir mereka memang memiliki kebijakan membeli satu pemain bintang di setiap musim, contohnya Mesut Oezil, Alexis Sanchez dan Petr Cech. Tapi mereka tak seperti klub lain yang jor-joran demi prestasi.

Arsenal tak seperti Paris Saint Germain yang rela merogoh kocek demi mendatangkan dua sampai tiga pemain bintang sekaligus. Arsenal juga bukanlah Manchester City yang sanggup membayar 250.000 poundsterling hanya untuk pemain yang menghangatkan bangku cadangan. Meski terkesan pemborosan, uang yang dikeluarkan juga setara dengan prestasi yang didapatkan. Lihat saja prestasi Chelsea, Manchester City, Paris Saint Germain dan AS Monaco saat ini. Tak usah menyebut klub mapan seperti Real Madrid, Barcelona atau Bayern Munchen. Mengejar prestasi klub milik pengusaha Arab dan Rusia itu saja Arsenal tak mampu.

Fans mulai gerah, mereka mulai bosan dicekoki Piala FA melulu. Mereka menginginkan prestis yang lebih besar dan itu tak akan pernah mereka dapatkan jika Wenger masih duduk di singgasana Yang Maha Kuasa seperti anak angkat Paus, Father Camerlengo, yang berwajah malaikat tetapi berhati iblis.

Angels and Demons || (sumber: collider.com)
Angels and Demons || (sumber: collider.com)
"Pesan untuk fans, bantulah klub ini. Marilah kita bersama-sama mendukung klub ini, mendukung pemain kita. Berikan yang terbaik agar kita tetap berada di level yang kita inginkan."

Sudahlah, Tuhan sudah bersabda. Fans Arsenal hanya bisa pasrah sembari berharap bahwa dukungan mereka sekiranya bisa mewujudkan impian trofi bergengsi. Entah presentasi apa yang diberikan oleh Wenger dalam rapat terakhir para petinggi klub. Apakah trofi FA, atau neraca keuangan yang semakin membaik.

Wenger berhasil menunjukkan bahwa ia masih malaikat pelindung dan penyelamat di depan Stan Kroenke, Ivan Gazidis, dll. Sementara fans melihat sosok iblis yang terus menggoda iman mereka akan kepercayaan dan kecintaannya pada klub Arsenal. Apakah tetap berlanjut mendukung Theo Walcott dkk dibawah naungan iblis atau tidak. Mereka kini tertunduk lesu dan hanya meratapi nasib.

"Ah, seandainya kemarin Chelsea yang jadi juara Piala FA.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun