Mereka juga menuntut pihak klub bukan hanya melakukan perubahan di posisi manajer tetapi juga manajemen. Sepakbola modern menuntut prestasi instan, tak peduli klub besar atau klub OKB (orang kaya baru). Arsenal memang terkenal pelit dalam urusan transfer dan gaji pemain. Dalam beberapa tahun terakhir mereka memang memiliki kebijakan membeli satu pemain bintang di setiap musim, contohnya Mesut Oezil, Alexis Sanchez dan Petr Cech. Tapi mereka tak seperti klub lain yang jor-joran demi prestasi.
Arsenal tak seperti Paris Saint Germain yang rela merogoh kocek demi mendatangkan dua sampai tiga pemain bintang sekaligus. Arsenal juga bukanlah Manchester City yang sanggup membayar 250.000 poundsterling hanya untuk pemain yang menghangatkan bangku cadangan. Meski terkesan pemborosan, uang yang dikeluarkan juga setara dengan prestasi yang didapatkan. Lihat saja prestasi Chelsea, Manchester City, Paris Saint Germain dan AS Monaco saat ini. Tak usah menyebut klub mapan seperti Real Madrid, Barcelona atau Bayern Munchen. Mengejar prestasi klub milik pengusaha Arab dan Rusia itu saja Arsenal tak mampu.
Fans mulai gerah, mereka mulai bosan dicekoki Piala FA melulu. Mereka menginginkan prestis yang lebih besar dan itu tak akan pernah mereka dapatkan jika Wenger masih duduk di singgasana Yang Maha Kuasa seperti anak angkat Paus, Father Camerlengo, yang berwajah malaikat tetapi berhati iblis.
Sudahlah, Tuhan sudah bersabda. Fans Arsenal hanya bisa pasrah sembari berharap bahwa dukungan mereka sekiranya bisa mewujudkan impian trofi bergengsi. Entah presentasi apa yang diberikan oleh Wenger dalam rapat terakhir para petinggi klub. Apakah trofi FA, atau neraca keuangan yang semakin membaik.
Wenger berhasil menunjukkan bahwa ia masih malaikat pelindung dan penyelamat di depan Stan Kroenke, Ivan Gazidis, dll. Sementara fans melihat sosok iblis yang terus menggoda iman mereka akan kepercayaan dan kecintaannya pada klub Arsenal. Apakah tetap berlanjut mendukung Theo Walcott dkk dibawah naungan iblis atau tidak. Mereka kini tertunduk lesu dan hanya meratapi nasib.
"Ah, seandainya kemarin Chelsea yang jadi juara Piala FA.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H