Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dua Sisi Mata Koin Allegri dan Zidane

29 Mei 2017   12:45 Diperbarui: 30 Mei 2017   17:07 2167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim kedua, Juventus berhasil mempertahankan gelar. Meski para pemain vital seperti Tevez, Pogba, Pirlo dan Vidal memutuskan hijrah ke klub lain, peran dan posisi mereka langsung dugantikan oleh pemain dengan kualitas sepadan seperti Higuain, Dybala Khedira, Cuardado, Pjanic dan Dani Alves. Di musim ketiganya, Allegri kembali dihadapakan pada kesempatan keduanya untuk meraih treble. Sebuah prestasi yang layak untuk tim sekelas Juventus mengingat tim peraih treble dari Italia kini sudah menjadi medioker.

Juventus telah melempar koin. Sisi kegagalan yang diharapkan seakan tak pernah muncul. Allegri malah menunjukkan sisi kesuksesan secara konsisten, bahkan membuat Juventini move on dari pelatih yang kini sedang merajut kesuksesan di tanah Inggris. Mungkin Massimiliano 'Max' Allegri adalah kepingan puzzle terakhir untuk menyempurnakan kesuksesan Si Nyonya Tua setelah terpuruk akibat skandal Calciopoli. Conte memperbaiki, Allegri menyempurnakan.

Cardiff, kesempatan treble dan mengawinkan gelar

Sabtu 3 Juni 2017 (atau minggu 4 Juni dinihari), kedua pelatih yang telah membungkam kritik publik itu akan berseteru. Allegri dan Zidane, keduanya membawa misi serupa yakni menyempurnakan akhir musimnya dengan merengkuh Si Kuping Besar. Jika sukses, Allegri akan menjadi pelatih pertama yang membawa Juventus meraih treble. Sementara Zidane akan mengawinkan gelar La Liga dan Liga Champions serta menjadi pelatih pertama yang sukses mempertahankan gelar semenjak kompetisi ini berubah format menjadi Liga Champions.

Juventus menjejakkan kakinya di final usai menyingkirkan Barcelona yang baru saja comeback dengan fenomenal (dan kontroversial) serta meredam tim penuh kejutan, AS Monaco. Sedangkan Zidane melawan 'Sang Guru' kala Madrid mengalahkan Bayern Munchen serta tim yang langganan kalah jika beroposisi dengan mereka di Eropa, Atletico Madrid. Partai puncak juga disebut sebgai final ideal, mengingat status keduanya sebagai penguasa kompetisi lokal masing-masing.

[caption caption="Final Cardiff || (sumber: sportfotbal.com)"]

[/caption]

Final di Cardiff Stadium akan menjadi pembuktian siapa yang lebih baik, si Raja penguasa Eropa atau Si Nyonya Tua yang ingin merebut tahta. Baik El Real maupun La Vecchia Signora akan menyudahi musim fenomenal di seluruh kompetisi Eropa dengan dua sisi mata koin antara Zinedine Zidane dan Massimiliano Allegri. Sekeping koin kembali dilemparkan, sedetik kemudian ia jatuh berdentingan ke bawah.

Sisi manakah yang muncul?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun