Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ayo, Menabunglah di Bank Syariah

8 Mei 2017   07:12 Diperbarui: 8 Mei 2017   12:13 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari menabung || (sumber: dream.co.id)

Menabung pangkal kaya. Inilah yang ditanamkan dan diajarkan oleh orangtua atau guru di sekolah sejak kita kecil. Dewasa ini menabung sudah menjadi kewajiban sebagai jaminan masa depan atau jika terjadi kondisi mendesak. Karena itulah sejak dini kita diajarkan untuk menabung dan membiasakannya saat dewasa nanti.

Namun, perkembangan industri dan ekonomi yang semakin membaik membuat pola hidup masyarakat cenderung konsumtif. Generasi milenial, sebagai golongan masyarakat dengan usia produktif, menganut gaya hidup hedonisme. Mereka seringkali menghabiskan gaji untuk membeli barang seperti gadget dan fashion dengan kredit atau hutang, serta membeli barang tidak sesuai kebutuhan dan hanya demi gengsi. Padahal, sebaiknya kita menyisihkan dana untuk tabungan dan persiapan masa depan lainnya seperti asuransi, deposito dan investasi. Jangan lupa, ubahlah pola hidup konsumtif menjadi pola hidup hemat serta bijak dalam mengelola uang.

Bicara mengenai menabung, mayoritas masyarakat pasti memiliki rekening tabungan di bank. Dan biasanya mereka menabung di bank-bank konvensional atau bank ternama. Sebenarnya ada bank lain yang juga memberikan keuntungan dan manfaat yang lebih baik, yaitu bank syariah. Apa itu bank syariah? Dulu saya pernah mendengarnya sebagai bank yang tidak menerapkan sistem bunga (riba), tetapi bagi hasil. Lantas mengapa kita harus menabung di bank syariah?

Persepsi keliru tentang bank syariah

Meski industri perbankan syariah di tanah air semakin berkembang, tetapi jumlahnya masih lebih sedikit dibanding bank konvensional baik dari segi jumlah nasabah atau pembiayaan aset dan perbankan. Mengapa demikian? Hal ini karena persepsi, pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai bank syariah.

Salah satu bank syariah || (sumber: bsdm.co.id)
Salah satu bank syariah || (sumber: bsdm.co.id)
Umumnya, masyarakat berpendapat bahwa bank syariah adalah:
  • Bank yang berasaskan agama.
  • Bank untuk yang beragama islam atau kaum muslim saja.
  • Bank yang suku bunganya kecil.
  • Bank yang memiliki istilah-istilah yang rumit (ba'i, ijarah, wadi'ah, mudharabah, musyarakah, dll).
  • Bank yang produknya tidak variatif.
  • Bank syariah tetapi tidak syariah dan sama saja dengan bank konvensional.

Persepsi keliru ini tentu harus diubah. Beberapa pengertian tersebut bisa diluruskan sebagai berikut:

  • Bank syariah memang berasaskan hukum-hukum islam. Contohnya, tidak memberi pinjaman lalu memungut bunga pinjaman (riba) dan melarang investasi pada industri terlarang (haram) seperti industri minuman keras atau judi.
  • Meski berasaskan islam, tetapi bank syariah adalah bank lintas agama, lintas etnik dan lintas suku. Jadi bank syariah diperuntukkan untuk kalangan umum serta memiliki fungsi bank pada umumnya (menabung, transfer dana, bayar tagihan, bayar pajak, dll).
  • Bank syariah memang tidak menerapkan suku bunga (riba), tetapi sistem bagi hasil antara nasabah dan bank dalam bentuk kemitraan, bukan kreditur-debitur seperti bank konvensional.
  • Adanya lembaga iB Perbankan Syariah membuat istilah-istilah perbankan syariah yang menggunakan bahasa Arab sudah di-Indonesia-kan. Contohnya, tabungan iB, asuransi iB, KPR iB, dll.
  • Bank syariah memiliki produk variatif yang secara garis besar menjadi tiga produk perbankan. Produk penyaluran dana dengan prinsip jual-beli (ba'i), sewa (ijarah) dan bagi hasil (syirkah). Produk penghimpunan dana meliputi giro, tabungan dan deposito dengan prinsip wadi'ah dan mudharabah. Terakhir, produk jasa seperti sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa) dimana bank mengambil keuntungan lewat jasa dan imbalan sewa tersebut.
  • Bank syariah adalah bank yang bernafaskan islami demi tercapainya falah (sejahtera material dan spiritual) yang meliputi aspek keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan. Prinsip ini tidak dianut oleh perbankan konvensional pada umumnya.

Prinsip keuangan syariah

Pada tahun 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat program Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) sebagai progam sosialiasi dan edukasi keuangan syariah. Program yang juga didukung oleh iB Perbankan Syariah ini bertujuan untuk menjadikan keuangan syariah sebagai gaya hidup dan sebagai solusi keuangan cerdas bagi masyarakat.

iB Perbankan Syariah || (sumber: okezone.com)
iB Perbankan Syariah || (sumber: okezone.com)
Program ini mensosialisasikan serunya berbank syariah serta banyaknya manfaat jika menerapkannya dalam pengelolaan finansial. ACKS juga memberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip dalam perbankan dan keuangam syariah, yaitu:
  1. Ethical. Setiap aktifitas ekonomi yang berasaskan syariah dijalankan dengan nilai dan etika yang berakhlak mulia. Kegiatan ekonomi yang tidak beretika dan tidak berkeadilan dilarang, seperti maysir (judi/spekulasi) dimana satu pihak mengambil untung dan pihak lain mengalami kerugian, atau riba karena berdampak buruk pada sistem sosial dan perekonomian masyarakat.
  2. Partnership. Keuangan syariah menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan keadilan antara pihak yang berakad. Karena itulah bank syariah memiliki berbagai jenis akad (kontrak) kerjasama investasi dengan membagi risiko dan keuntungan yang diperoleh secara adil sehingga tak ada pihak yang dirugikan.
  3. Real Activities. Dalam keuangan syariah, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar dan bukan komoditas. Dengan begitu, setiap transaksi finansial harus memiliki underlying asset yang jelas dan terukur agar terhindar dari gharar (ketidakjelasan).
  4. Good Governance. Transparansi dan kejelasan adalah poin utama demi terwujudnya transaksi yang adil dan beretika. Dalam suatu akad transaksi syariah, kewajiban masing-masing pihak harus tertuang jelas dalam setiap transaksi.

Informasi keuangan syariah || (sumber: republika.co.id)
Informasi keuangan syariah || (sumber: republika.co.id)

Apa keuntungannya?

Setelah memahami perbankan syariah serta prinsip-prinsip keuangan syariah, lantas apa keuntungannya jika kita menabung atau berinvestasi di bank syariah?

Bank syariah ternyata memiliki produk tabungan bank yang tak kalah menarik dengan bank konvensional. Dengan menabung di bank syariah, kita akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

  1. Kita akan terhindar dari riba karena transaksi riba haram hukumnya dalam prinsip islam.
  2. Bank syariah memiliki landasan hukum yang kuat sehingga dana simpanan nasabah akan aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
  3. Teknologi juga sudah merambah perbankan syariah, salah satunya penggunaan e-banking dan mobile banking demi memudahkan transaksi seperti transfer dana, bayar tagihan, beli pulsa, dll. So, siapa bilang bank syariah masih kuno.
  4. Tak seperti bank konvensional yang menawarkan suku bunga yang sudah terstruktur, bank syariah memberikan keuntungan bagi hasil yang kompetitif. Nasabah tetap mendapatkan keuntungan dari tabungan karena nilai bagi hasil diperoleh dari pendapatan bank.
  5. Setiap transaksi keluar-masuknya dana dalam tabungan akan tercatat dan terdata dengan rapi. Kini tak perlu takut lagi kemana perginya uang kita karena pengelolannya sudah profesional.

Itulah keuntungan yang kita dapat bila menabung di bank syariah. Produk dan jasa keuangan syariah sama bagusnya, sama lengkapnya dan sama modernnya dengan bank konvensional. Karena bagus tak harus mewah, yang penting berkah.

Jadi, tunggu apa lagi.. Ayo menabunglah di bank syariah!

Mari menabung || (sumber: dream.co.id)
Mari menabung || (sumber: dream.co.id)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun