Inilah rencananya. Bila tak ada halangan, pada awal Februari saya akan mengunjungi Gunung Bromo sebagai destinasi pertama. Keindahan matahari terbit adalah daya tarik bagi setiap wisatawan yang datang. Selain itu, alasan saya memilih Bromo sebagai tujuan pertama adalah biaya yang relatif lebih murah baik dari akomodasi maupun transportasi.
Antara bulan April dan Mei, saya berencana mengunjungi destinasi kedua, yakni Ngarai Sianok. Perjalanan ini memakan biaya sedikit lebih besar. Karena berbeda pulau, saya harus menggunakan transportasi udara dari Jakarta menuju Padang. Namun setidaknya trip ini sangat menarik dan worthed karena saya juga akan mengeksplorasi negeri asal rendang tersebut, bukan hanya Ngarai Sianok saja.
Anyway, saya belum memutuskan apa destinasi selanjutnya. Karena lima tempat wisata lainnya, yang berada di Indonesia Timur, membutuhkan biaya yang sangat besar. Bahkan jika dihitung-hitung, total biayanya bisa membawa saya ikut Holyland Tour (wisata religi umat nasrani ke Israel dan sekitarnya).
Inilah yang menjadi alasan mengapa banyak orang Indonesia enggan menjelajahi negeri bagian timur. Selain masalah infrastruktur yang masih dalam tahap pembangunan, biaya yang dikeluarkan juga setara dengan liburan ke negara tetangga. Jika dihadapkan pada pilihan seperti itu, wajar saja jika akhirnya mereka menjatuhkan pilihan pada opsi kedua.
Saya ingin mematahkan anggapan bahwa lebih baik ke luar negeri daripada ke Indonesia Timur. Bukan tanpa alasan BI memasukkan destinasi wisata ke semua pecahan kertas terbaru. Ini adalah salah satu media promosi paling ampuh dengan menggunakan benda paling berharga dan bernilai dalam hidup manusia, yaitu uang.
Uang bukan hanya digunakan oleh warga lokal untuk bertransaksi, tetapi juga ekspatriat dan turis asing yang sedang melancong. Harapannya, semoga banyak orang tidak memandang uang sebagai alat pembayaran saja tetapi melihat hal lain, dalam hal ini adalah keindahan pariwisata yang direpresentasikan pada tiap mata uang.
Kementrian pariwisata memang menargetkan jumlah wisatawan terus meningkat, baik lokal maupun mancanegara. Berbagai upaya dan promosi terus dilakukan, salah satunya dengan dikeluarkannya uang rupiah terbaru. Semoga saja banyak orang tertarik untuk berlibur kesana dan keindahan Indonesia membuat mereka semakin cinta tanah air.
Well, dalam suasana masih tahun baru setiap dari kita pasti sudah menyusun resolusi, rencana dan goal yang akan diraih pada tahun ini. Saya pun punya resolusi traveling yang semoga saja dapat terealisasi, yaitu Napak Tilas Rupiah. Ya, inilah impian saya. Bila masih ada umur, tenaga dan rejeki berlimpah, sebelum tahun 2017 berakhir saya sudah harus menjejakkan kaki di tujuh destinasi tersebut!