Tirulah DiCaprio!
Sukses itu sangat unik. Ia tidak datang dengan pola yang sama pada setiap orang. Dan sukses juga tidak bisa diukur dengan penilaian yang sama. Kesuksesan setiap orang berbeda-beda. Karena jika tolok ukur kesuksesan adalah hal yang sama maka dunia ini akan terasa amat membosankan.
Contohlah Leonardo DiCaprio. Bila Anda menonton The Wolf of Wall Street, saya rasa Anda akan setuju bahwa itu adalah penampilan terbaik Leo dari semua film yang dibintanginya. Namun takdir berkata lain, Oscar jatuh kepada pria yang berperan sebagai pengidap AIDS. Saya tidak tahu apakah Leo kecewa gagal mendapatkan Oscar atau tidak, namun ia berusaha move on dan mencoba peran yang menggali potensinya yang lain.
Siapa sangka kerjasamanya dengan Alejandro G. Inarritu berhasil memberikannya sebuah Oscar. Bukan dengan Steven Spielberg, Clint Eastwood, Quentin Tarantino atau Martin Scorsese. Karakter Hugh Glass berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Jordan Belfort. Leo berhasil menggali potensi terpendamnya yang bukan hanya terlihat saat emosinya tertekan. Sekali lagi, ini memang sudah takdirnya Leo.
Berkaca pada DiCaprio, tak ada salahnya timnas Indonesia kembali instropeksi diri dan membangun tim agar lebih kuat lagi menyongsong kompetisi berikutnya. Jangan lupa, pencapaian pasukan Garuda di ajang Piala AFF tahun ini sebenarnya sudah melebihi ekspektasi karena berstatus sebagai underdog. Masih ada potensi lain yang mungkin belum digali. Masih ada mutiara-mutiara yang masih dalam cangkang dan sedang menuju proses untuk berkilau sempurna. Jika waktunya sudah tepat, jawaban doa kita semua akan dikabulkan untuk melihat timnas Indonesia berjaya di tanah Asia Tenggara.
Akhirnya, saya memutuskan bahwa kisah kesuksesan Leo masih bisa dilihat dari sudut pandang lain. Tirulah semangatnya yang pantang menyerah. Semangat bukan untuk meraih piala atau penghargaan, namun demi menggali potensi-potensi terpendam dalam dirinya. Kita pinjam saja semangat dari lawan main Kate Winslet dalam film Titanic itu.
Last but not least, sebagai pendukung sudah seharusnya kita memberikan support kepada para pahlawan di atas lapangan tersebut. Dan jika ada oknum yang mencoba meruntuhkan semangat timnas, ada baiknya kita kumpulkan saja mereka di bench pinggir lapangan. Lalu berikan bola pada Abduh Lestaluhu dan lihat apa yang akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H