Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Balada Tiga Kubu Fans Setan Merah

3 Oktober 2016   11:52 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mourinho | Sumber Gambar: Twit-pict @OptaJoe

Saya membayangkan fans Manchester United saat ini terbelah menjadi tiga kubu:

  1. Golongan Old School. Mereka berprinsip kesuksesan MU hanya ada di masa kepemimpinan Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson. Bukan bermaksud pesimis, namun manager-manager selain dua nama di atas hanyalah deretan supporting actor,
  2. Golongan kekinian. Mau dibilang fans karbitan, salah. Fans baru yang memang baru ngerti soal bola, bisa jadi. Atau yang paling pas, mungkin mereka sebenarnya adalah fans manager MU saat ini,
  3. Die Hard Fans. Manchester is Red, my blood is red too! Tak perlu dijelaskan, mereka memang benar-benar fans sejati, fanatik dan berhaluan garis keras yang selalu membela tim kesayangan mereka dalam keadaan apapun.

Boleh dibilang, ketiga kubu fans ini sedang dalam masa ‘perang dingin’. Perang ini tentu disebabkan oleh hasil-hasil buruk yang diterima oleh Setan Merah. Masih membekas dalam ingatan bagaimana MU harus kalah oleh tetangganya, yang juga memperpanjang rekor kekalahan sang pelatih dengan ahli taktik dari kubu rival. Atau bagaimana kekalahan itu berlanjut ke Liga Malam Jumat dan lagi-lagi kembali menelan pil pahit oleh tim kelas menengah di liga.

Oh ya, MU memang berhasil meraih kemenangan lagi, tapi jujur saja, saya tidak tahu apa nama tim yang mereka kalahkan di piala kaleng (entah dari divisi mana dan sepertinya memang tim semenjana). Ditambah kemenangan di Liga Eropa dari tim yang sulit sekali untuk dieja pelafalannya (yang jelas, namanya seperti klub dari negeri antah berantah). 

Pertanyaannya, meraih kemenangan melawan tim yang kelasnya jauh di bawah MU, ditambah dengan skor tipis pula, pantaskah untuk bangga?

***

Oke, The Red Devils berhasil mempecundangi juara bertahan dengan skor meyakinkan. Lalu apa berikutnya? Tepat sepekan usai pesta kemenangan tersebut, MU malah ditahan imbang oleh (lagi-lagi) tim kelas menengah. Ditambah kegagalan meraih poin maksimal tersebut harus buyar setelah unggul lebih dulu. MU memang tidak kalah, tapi juga tidak menang. Namun hasil seri ini tampak seperti sebuah ‘kekalahan’. Jangan lupa mereka harus bersaing dengan tim-tim yang sedari awal sudah tancap gas. Bila para rival meraih poin penuh, kegagalan menjaga konsistensi kemenangan akan menjadi bencana.

Hal ini yang menjadi dasar dari perang dingin tersebut. Golongan old school memang sudah meragukan kapasitas Jose Mourinho sebagai pelatih. Mou memang memberikan jaminan kesuksesan tetapi juga banyak memberikan keraguan. Mulai dari sifat kontroversialnya, taktik nan membosankan miliknya, hingga hubungan buruk dengan pemainnya sendiri.

Disamping itu, fans kekinian masih menaruh harapan bahwa Mou akan mengembalikan MU ke jalur juara, seperti halnya harapan Wayne Rooney bahwa ia akan selalu dimainkan sebagai starter. Die hard fans? Ah sudahlah, tak ada yang perlu dijelaskan soal mereka. Tak heran bila kita akan sering mendengar ocehan para fans MU dari ketiga golongan tersebut baik di warung kopi, media sosial maupun forum diskusi.

***

Pogba | Sumber gambar: BBC.com
Pogba | Sumber gambar: BBC.com
Mou jelas memiliki banyak PR. Yang pertama adalah di mana harus menempatkan Wayne Rooney. Belakangan ini kita tidak melihat kontribusi maksimal dari Sang Kapten meski ia sudah berganti posisi dari penyerang murni ke gelandang tengah sekalipun. Perlahan posisinya mulai digantikan oleh Juan Mata namun Mou seperti masih mencoba menjaga perasaan Rooney dengan menyebutnya sebagai ‘pemain penting bagi kami’ atau ‘masih kapten tim’. Tentu Mou tidak punya nyali seperti Pep yang terang-terangan menyingkirkan Joe Hart dan Yaya Toure yang kita tahu jelas memiliki peran vital bagi klub.

Kedua, sisi pertahanan masih menjadi permasalahan pelik. Para pemain belakang MU selalu tampil angin-anginan. Kadang bagus, kadang jelek. Bila mereka bermain jelek lagi, tak perlu kaget bila Mou akan kembali menunjuk kambing hitam kedua setelah yang pertama bernama Luke Shaw.

Ketiga, bagaimana formula Mou dalam meramu tim berisikan pemain lama dan baru. Setan Merah sungguh beruntung memiliki Zlatan Ibrahimovic yang didapatkan dengan gratis (ditambah dengan gol-golnya). Namun yang akan terus disorot adalah Paul Pogba yang kini dilabeli sebagai pemain termahal dunia namun bermain layaknya pemain gratisan atau pinjaman (masih ingat AC Milan 2-3 tahun silam?)

Mou memang belum mampu mengeluarkan kempampuan terbaik Pogba, tetapi jika tidak segera dipecahkan, Pogba akan disebut sebagai pembelian termahal yang paling gagal. Jangan lupa, MU masih memiliki pemain muda potensial seperti Jesse Lingard dan Marcus Rashford yang terbukti mampu menjawab ekspektasi publik.

***

Sisi positifnya, kita melihat bahwa para suporter, fans atau pendukung MU memiliki satu kesamaan. Mereka masih memiliki passion dan kecintaan pada klub kesayangannya meski ditunjukkan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang menghujat dan mencaci maki, ada yang mengkritik, ada yang menerima dengan lapang dada, bahkan ada yang masih menyemangati.

Intinya mereka berharap bahwa Manchester United, dan juga Jose Mourinho, bisa meraih kesuksesan lagi. Sesuatu yang kian menjauhi mereka semenjak kakek bangkotan memutuskan pensiun.

Ah, kalau memang tolok ukur kesuksesan adalah trofi, harusnya mereka berterima kasih kepada Louis Van Gaal yang berhasil meraih Piala FA setelah terakhir kali mereka dapatkan 12 tahun silam. Namun bila Piala FA saja tidak ‘dipandang’, bagaimana mungkin mereka akan menghargai Mou yang di musim ini sudah, atau mungkin hanya, mempersembahkan piring cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun