Tahukah Kalian?
Perkembangan tekonogi khususnya dalam bidang media memang sungguh pesat. Bahkan di era globalisasi saat ini terdapat istilah yang disebut dengan digitalisasi yang mana hal tersebut telah melahirkan hal yag berguna yaitu adalah new media yang saat ini kita menyebutnya dengan Internet (Indrawan, 2020: 2). Â
Tentunya sebagai bagian dari generasi milenial maupun generasi Z, internet mungkin telah menjadi hal yang umum dan bahkan beberapa diantara kita telah menguasainya cukup dalam. Namun, new media yang saat ini makin berkembang juga bukanlah sekedar internet semata. Sosial media yang saat ini telah mulai menjadi bagian dari pola hidup masyarakat. Media sosial yang memiliki fungsi dimana kita dapat berbicara, menampilkan, mempelajari, bahkan bercengkrama dengan orang-orang maupun hal-hal baru. Â
Pastinya hal tersebut sangat menarik bukan, namun tahukah kalian?
Saat ini, fungsi dari media sosial sebagai new media bukanlah sebatas hal-hal yang tadi sebutkan diatas namun telah menjadi suatu hal yang lebih berguna yaitu sebagai media dimana orang-orang khususnya pengguna sosial media tersebut untuk menyuarakan suatu kampanye kepada publik. Media sosial, yang kerap kali menjadi tempat untuk menyuarakan suatu kampanye adalah twiiter. Disana, penggunanya dapat membuat suatu postingan dan menambahkan hashtag yang dapat menjadi key word dalam kampanyenya. Jikalau, hashtag tersebut menjadi viral dan postingannya dilihat oleh banyak orang, kampanye yang Ia lakukan akan menjadi perhatian masyarakat pengguna internet. Salah satu kampanye yang menjadi sebuah trend dan berhasil menyita banyak perhatian pengguna internet dunia adalah mengenai penentangan kekerasan maupun rasisme orang berkulit hitam dengan menggunakan hashtag Black Lives Matter atau #BLM. Â
Hashtag Black Lives Matter ini digemborkan pertama kali dalam media sosial adalah padatahun 2013. Hal tersebut dilakukan karena suatu kasus penembakan pemuda kulit hitam yang bernama Travyon Martin di Kota Ferguson, Amerika Serikat. Kampanye ini dilakukan pada dasarnya adalah untuk menentang adanya sebuah rasisme. Â
Diskriminasi pada ras atau seringkali disebut dengan rasisme memang masih menjadi hal yang sedang di upayakan untuk dihilangkan dari dunia ini. Namun menurut saya, pemberhentian rasisme hanya akan terjadi jikalau setiap orang sadar akan penting pengetahuan mengenai Identitas khususnya Identitas ras. Â
Dalam Ilmu Komunikasi Antar Budaya, terdapat materi mengenai Budaya dan Identitas. Dalam materi tersebut dijelaskan bahwa terdapat hal yang dinamakan Identitas Ras atau Identitas yang bersumber dari hubungan antara suatu individu secara biologis yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang khas yaitu seperti warna mata, warna kulit, warna rambut, postur tubuh, jenis rambut dan lain macamnya. Â
Hal tersebut secara otomatis mengajarkan kita bahwa setiap individu memiliki kemungkinan untuk memiliki identitas rasnnya masing-masing dan hal tersebut adalah sesuatu yang sungguh wajar. Jikalau kita semua dapat mengerti arti penting dari sebuah perbedaan dan membuat hal itu menjadi sebuah alasan untuk tetap bersatu, pastinya menciptakan kehidupan yang tentram dan damai. Â