Mohon tunggu...
Denta Pawenang
Denta Pawenang Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I UAD

Menyukai hal baru, senang traveling, kuliner, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PPG Prajabatan Menggandeng Relawan Eco Enzyme Membuat Cairan Sejuta Manfaat

27 Maret 2023   20:44 Diperbarui: 27 Maret 2023   20:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret salah satu warga saat proses pembuatan eco enzyme. Dokpri

Sampah merupakan salah satu penyumbang masalah terbesar di berbagai daerah kita. Salah satu contohnya sampah yang seringkali kita jumpai diberbagai sudut kota atauapun di lingkungan pasar. Tak jauh berbeda dengan sampah organik sisa-sisa dapur seperti sisa buah dan sayuran  di rumah kita. Padahal sampah sisa-sisa tersebut bisa dioptimalkan pemanfaatannya dan tidak menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah organik, menjadikan kelompok-kelompok relawan peduli sampah organik turut beraksi. 

Salah satu Relawan Eco Enzyme Nusantara di kabupaten Kulon Progo juga yang aktif dalam  menggencarkan sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan sampah organik menjadi cairan yang bermanfaat. Hal tersebut yang menjadikan kami sebagai Mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 1 Universitas Ahmad Dahlan melakukan kolaborasi dan menggandeng Relawan Eco Enyzme tersebut. 

Tujuannya yaitu melakukan kegiatan pelatihan pemanfaatan sampah organik menjadi cairan sejuta manfaat kepada masyarakat secara luas. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu, 19 Maret 2023 dengan mengajak kerjasama Ibu-ibu PKK padukuhan Sorogenen II, Kalurahan Nomporejo, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan menggandeng relawan eco enzyme tersebut digadang-gadang mampu memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat khususnya warga di pedukuhan Sorogenen II. Sehingga, harapannya warga sekitar mampu mengelola secara mandiri sampah organik dari limbah dapur menjadi cairan yang multimanfaat. Sebelum melakukakn kegiatan praktek langsung, Relawan eco enzyme menyampaikan materi terkait eco enzyme.  Eco enzyme tersebut merupakan produk yang berupa cairan dari fermentasi sisa-sisa limbah organik seperti kulit buah, sisa sayuran, dan segala bentuk limbah organik.

Salah satu relawan eco enzyme menuturkan bahwa segala limbah organik bisa digunakan asalkan dengan syarat belum membusuk, bukan kulit buah yang berkayu dan tidak berminyak. Dalam proses pembuatannya pun tangan kita harus steril agar menjaga kualitas dari fermentasi yang dihasilkan. "Untuk pembuatannya kita harus benar-benar steril dan menggunakan wadah tertentu yang tertutup rapat dan penyimpanannya tidak bisa disembarang tempat" ujarnya.

Dokpri
Dokpri
Proses pembuatan eco enzyme didampingi langsung oleh Relawan Eco Enzyme dan Mahasiswa PPG. Dokpri
Proses pembuatan eco enzyme didampingi langsung oleh Relawan Eco Enzyme dan Mahasiswa PPG. Dokpri

Dalam mengolah sampah organik menjadi larutan eco enzyme, menggunakan rumus 1:3:10. Artinya satu bagian tetes gula/ tetes tebu (molase), tiga bagian sampah organik, dan 10 bagian air. Campuran itu kemudian diwadahi di dalam sebuah kemasan yang tertutup rapat. Penyimpananya pun harus di tempat yang aman, terhindar dari sinar matahari langsung, dan tidak di dekat sumber bau-bauan. Karena dikhawatirkan bisa meledak akibat kandungan gas metana yang dihasilkannya. 

Dijelaskan pula oleh salah satu relawan eco enzyme bahwa "produk cairan eco enyzme tersebut merupakan produk multifungsi yang bisa digunakan untuk perawatan tubuh, mengobati luka, membersihkan kamar mandi, dan masih banyak hal lainnya". 

Proses pembuatannya pun tidak membutuhkan perlengkapan yang sulit. Alat dan bahan yang digunakan yaitu berupa wadah/ toples plastik, sisa buah/sayur minimal 5 macam, molase/ tetes tebu atau bisa gula merah, dan timbangan digital (untuk mengukur perbandingannya sesuai rumus 1:3:10 di atas). Proses pemanenannya pun terhitung lumayan, cairan dari fermentasi yang dibuat pada saat itu bisa dipanen setelah minimal 3 bulan. Namun, lebih lama justru lebih baik ujar salah satu relawan.

Potret salah satu warga saat proses pembuatan eco enzyme. Dokpri
Potret salah satu warga saat proses pembuatan eco enzyme. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun