Mohon tunggu...
Denta chandra
Denta chandra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Agama Islam: Ibadah, Muamalah, Pengembangan Sosial Masyarakat, Politik, dan Ekonomi

12 Januari 2024   19:36 Diperbarui: 12 Januari 2024   19:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembahasan Kehidupan Agama Islam Ibadah, Muamalah dan Pengembangan Kehidupan Sosial Masyarakat

NAMA  : DENTA WAHYU CHANDRA PANGESTU

NIM      : 230101129

PRODI  : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA

DOSEN PENGAMPU : MUHAMAD JULIJANTO

1.  Sebagai seorang muslim, pengalaman kehidupan keagamaan saya terutama berkaitan dengan ibadah, muamalah, dan pengembangan kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ibadah, saya selalu berusaha untuk melakukan shalat lima waktu dengan penuh khusyuk dan dilakukan secara berjamaah di masjid. Selain itu, saya juga berusaha untuk menjaga dan meningkatkan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa sunnah, membaca Al-Quran, serta melakukan ibadah-ibadah lain yang dianjurkan.

Dalam muamalah atau hubungan antara sesama manusia, saya selalu berusaha untuk menjaga kesopanan dan mengedepankan sikap saling menghormati. Saya berusaha untuk selalu jujur dan adil dalam segala aspek kehidupan, baik dalam bisnis, pelayanan publik, maupun dalam hubungan antar individu.

Dalam pengembangan kehidupan sosial masyarakat, saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang kurang beruntung. Saya juga berupaya untuk berkontribusi dalam berbagai program sosial seperti penggalangan dana untuk pengobatan atau bantuan terhadap korban bencana.

2.  Meskipun kehidupan keagamaan saya dan masyarakat muslim pada umumnya memiliki nilai-nilai positif, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa praktik yang perlu diperbaiki dan dikritisi. Salah satu kritik saya adalah adanya ketimpangan dalam penerapan ajaran agama dalam kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan, politik, hukum, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Misalnya, dalam bidang ekonomi, masih banyak praktik-praktik yang melanggar prinsip-prinsip Islam seperti riba, spekulasi, dan praktik ekonomi yang tidak transparan. Dalam politik, terdapat pemilihan pemimpin berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok, bukan berdasarkan kualitas dan integritas. Dalam hukum, terdapat diskriminasi terhadap kelompok minoritas atau golongan tertentu.

Sebagai solusi, sebagai mahasiswa, saya bisa aktif berperan dalam pembaharuan dan peningkatan pemahaman dan praktik keagamaan di masyarakat. Saya dapat menyebarkan informasi dan edukasi tentang ajaran agama yang sejalan dengan nilai-nilai universal seperti keadilan, kejujuran, dan persamaan hak. Saya juga dapat berperan dalam organisasi-organisasi mahasiswa yang berfokus pada masalah-masalah sosial dan dapat memberikan masukan dan solusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Selain itu, saya bisa menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, dengan menunjukkan sikap dan tindakan yang sesuai dengan ajaran agama. Saya juga bisa berpartisipasi aktif dalam program-program pembangunan yang berbasis keadilan dan keberlanjutan, serta memperjuangkan hak dan kesejahteraan kelompok yang terpinggirkan.

3.  Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam. Prinsip-prinsip ini termasuk larangan riba (bunga), larangan perjudian, dan keadilan sosial. Ekonomi Islam juga mendorong adanya pembagian kekayaan yang adil, pengusaha yang bertanggung jawab sosial, dan penggunaan uang dalam investasi yang produktif.

Peran ekonomi Islam dalam kesejahteraan umat adalah:

  • Penghapusan riba: Riba dianggap sebagai dosa dalam Islam karena dianggap sebagai bentuk penindasan dan eksploitasi. Dalam ekonomi Islam, riba dilarang dan digantikan dengan sistem bagi hasil atau mudharabah, di mana keuntungan dan risiko dibagi secara adil antara pemilik modal dan pengusaha.
  • Keadilan sosial: Prinsip keadilan sosial menjadi pijakan dalam ekonomi Islam. Hal ini termasuk adanya redistribusi kekayaan, dukungan terhadap kaum miskin dan lemah, dan penghapusan kesenjangan ekonomi. Zakat, infak, dan sedekah juga diterapkan sebagai instrumen untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
  • Kebebasan dan kemandirian ekonomi: Dalam ekonomi Islam, hak individu untuk memiliki dan mengelola aset dan usaha dipertahankan. Namun, ada batasan-batasan untuk mencegah eksploitasi dan monopoli. Prinsip-prinsip Islam juga mendorong penggunaan kekayaan dengan cara yang produktif dan mempromosikan inovasi, kewirausahaan, dan penciptaan lapangan kerja.
  • Pertanggungjawaban sosial: Ekonomi Islam menekankan tanggung jawab sosial bagi pengusaha dan pemilik modal. Mereka dianjurkan untuk menginvestasikan sebagian keuntungan mereka dalam inisiatif-inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, dan pengembangan infrastruktur.
  • Perlindungan konsumen: Ekonomi Islam juga memiliki peran dalam melindungi hak-hak konsumen. Misalnya, praktik seperti penipuan, penimbunan, dan praktik monopoli sangat dilarang. Transparansi, informasi yang jelas, dan kejujuran dalamtransaksi bisnis juga ditekankan.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, ekonomi Islam diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan umat secara menyeluruh, mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan distribusi kekayaan yang lebih adil, dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

4.  Cara mewujudkan muslim ideal, ada beberapa langkah yang dapat diambil yang pertama Mendalami dan memahami ajaran agama Islam secara utuh. Seorang muslim ideal adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang baik tentang ajaran agama Islam dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan mempelajari Al-Qur'an dan hadis serta memahami tafsir dan pemahaman yang mendalam tentang Islam.

Kedua,meningkatkan hubungan dengan Allah SWT. Seorang muslim ideal adalah orang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT melalui beribadah, berdoa, dan memperkuat ikatan dengan-Nya. Ini melibatkan melaksanakan kewajiban agama seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

Ketiga,menjaga akhlak yang baik. Seorang muslim ideal harus memiliki akhlak yang baik dan mulia. Ini melibatkan menjaga sikap rendah hati, sabar, jujur, adil, dan bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain. Seorang muslim ideal harus menghindari sifat-sifat negatif seperti sombong, iri hati, mementingkan diri sendiri, dan berprasangka buruk terhadap orang lain.

Selanjutnya,berkontribusi positif kepada masyarakat. Seorang muslim ideal harus aktif dalam memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Ini melibatkan berbuat baik, memberikan sedekah, membantu orang-orang yang membutuhkan, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan politik yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Yang terakhir,memperjuangkan keadilan dan perdamaian. Seorang muslim ideal harus berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian di masyarakat. Ini melibatkan melawan ketidakadilan, sikap diskriminatif, dan merangkul semua elemen masyarakat tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau ras.

Mewujudkan muslim ideal bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan pengorbanan, dedikasi, dan komitmen yang tinggi. Namun, dengan tekad yang kuat, pengembangan diri secara terus-menerus, dan doa kepada Allah SWT, setiap muslim dapat menjadi muslim ideal yang berkontribusi positif bagi kehidupan dan masyarakat di sekitarnya.

5.  Pandangan politik Islam tentang hak asasi manusia cukup rumit dan bervariasi. Ada beberapa kelompok yang percaya bahwa prinsip-prinsip hak asasi manusia yang modern, termasuk kesetaraan gender, kebebasan beragama, dan kebebasan berekspresi, sesuai dengan ajaran Islam. Mereka berpendapat bahwa Islam mempromosikan keadilan sosial, perlindungan terhadap hak-hak individu, dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.

Namun, ada juga kelompok yang menolak pandangan ini dan percaya bahwa Islam memiliki pandangan yang berbeda tentang hak asasi manusia. Mereka berpegang pada interpretasi literal dari teks-teks al-Quran dan hadis, yang dianggap merupakan sumber utama hukum Islam. Kelompok ini berpendapat bahwa hak asasi manusia yang ditetapkan oleh negara-negara Barat bercampur aduk dengan nilai-nilai Islam tradisional dan adanya perbedaan antara hukum Islam dan hak asasi manusia.

Beberapa isu yang sering menjadi sumber perdebatan dalam konteks Islam dan hak asasi manusia meliputi hukuman fisik seperti rajam, penjahitan, dan cambuk, hukum warisan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan, serta perlakuan terhadap non-Muslim dalam sistem hukum Islam.

Kesimpulannya, pandangan politik Islam tentang hak asasi manusia tidak seragam, tetapi bervariasi tergantung pada interpretasi teks-teks agama dan aspek-aspek budaya dan sejarah dari masyarakat yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun