Hidup itu layaknya kue: ada manis, ada pahit. Yuk, sama-sama belajar menghargai setiap rasa dalam hidup.
Pernahkah berpikir bahwa hidup itu sepotong kue? Kue di sini bukan semata-mata pencuci mulut yang selalu manis. Malah sebaliknya, kue merupakan gambaran sempurna dari hidup; terdiri dari rasa manis, pahit, asam, dan asin yang melengkapi satu sama lain. Kita ini bagaikan tukang kue yang meracik adonan hidup, memilih bahan apa yang ingin ditambahkan, dan bagaimana hasil akhir kue hidup ini akan terbentuk.
Menyantap Sepotong Hidup
Sekejap hidup terasa begitu manis, tapi dalam sekejap pula ia bisa berubah pahit. Lalu, bagaimana cara merasakannya? Ada pepatah yang menyebut hidup seperti sepotong kue. Namun, yang perlu diingat, kue tidak selalu manis, ada juga kue yang asin, bahkan pahit. Seperti kue, hidup memiliki berbagai rasa. Sesekali manis, pahit, asam, asin, hingga gurih. Bisa jadi ada yang merasa pahit lebih dominan, atau manisnya lebih sering dirasakan. Dalam Psikologi, rasa manis dan pahit ini merupakan bagian dari perjalanan individu, atau bisa disebut pengalaman hidup (Schultz & Schultz, 2017).
Perjalanan hidup adalah seperti makan kue, ada saatnya kita akan merasakan bagian kue yang manis dan ada juga saat kita harus merasakan bagian yang pahit. Keduanya tidak bisa dihindari dan itu adalah bagian dari hidup. Meskipun demikian, kita tidak perlu menghindari rasa pahitnya, malah kita harus belajar dari rasa pahit itu dan menjadi lebih kuat. Seperti kata pepatah, apa yang tidak membunuh kita, membuat kita lebih kuat.
Namun, di sini letak tantangannya. Sebagian besar dari kita hanya ingin mencicipi bagian manis kue, dan ketika kita mencapai bagian yang pahit, kita cenderung ingin menghentikan proses tersebut. Tapi, apa yang akan terjadi jika kita hanya mencicipi manisnya saja? Tentunya hidup akan menjadi monoton dan kita tidak akan belajar apa-apa dari proses tersebut.
Manis dan Pahitnya Hidup
Bagian manis hidup biasanya merupakan hasil dari usaha dan kerja keras yang telah kita lakukan. Manisnya adalah saat kita merasa puas dengan apa yang telah kita capai dan merasa bahwa semua kerja keras kita telah terbayar lunas. Manisnya adalah saat kita merasa bahagia dan damai, saat kita merasa dicintai dan dihargai, saat kita merasa berharga dan berarti. Manisnya adalah saat kita dapat menikmati hidup dan merasa bebas.
Namun, tidak semua bagian hidup ini manis. Ada juga bagian hidup yang pahit. Bagian pahit ini biasanya merupakan hasil dari kegagalan atau rintangan yang telah kita hadapi. Pahitnya adalah saat kita merasa sedih, kecewa, atau marah. Pahitnya adalah saat kita merasa tidak berharga, tidak dihargai, atau tidak dicintai. Pahitnya adalah saat kita merasa terjebak atau terbelenggu.
Bagian pahit ini sering kali membuat kita merasa tidak berdaya dan putus asa. Namun, jika kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, kita akan menyadari bahwa bagian pahit ini sebenarnya adalah pelajaran yang berharga bagi kita. Bagian pahit ini adalah peluang bagi kita untuk belajar dan berkembang. Bagian pahit ini adalah kesempatan bagi kita untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik.