Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Kehidupan Menjadi Sebuah Labirin, Bagaimana Menemukan Jalan Keluar?

17 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 2 September 2023   12:15 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas, bagaimana cara menemukan jalan keluar dari labirin kehidupan? Pertama, kita butuh peta. Dalam kehidupan, 'peta' ini bisa berupa tujuan, impian, dan visi tentang kehidupan yang diinginkan. Tanpa peta, kita bisa dengan mudah tersesat dan merasa kehilangan arah.

Namun, memiliki peta tidak berarti kita langsung tahu jalannya. Peta hanya memberikan gambaran, tetapi kita yang harus berjalan dan menemukan jalan itu sendiri. 

Menurut teori psikologi kognitif, proses ini membutuhkan 'problem-solving skills', atau kemampuan memecahkan masalah, dan 'critical thinking', atau pemikiran kritis.

Selain itu, ketika menemukan jalan buntu, kita tidak perlu panik. Justru, itu adalah kesempatan untuk belajar dan mencari solusi baru. 

Ini berhubungan dengan konsep 'resilience' atau ketahanan dalam psikologi, di mana kita belajar bagaimana menghadapi dan mengatasi kesulitan.

Menerima dan Menghargai Setiap Lorong

Salah satu hal yang terpenting dalam menjalani labirin kehidupan adalah menghargai setiap lorong, baik yang mudah maupun sulit. Setiap lorong mengajarkan kita sesuatu dan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Menghargai setiap lorong berarti menerima realitas bahwa kehidupan itu sulit. Dalam psikologi, ini dikenal sebagai 'radical acceptance' atau penerimaan radikal. Penerimaan ini bukan berarti pasrah, melainkan menerima kenyataan sebagai langkah awal untuk perubahan.

Dalam hal ini, kehidupan kita tidak harus sempurna. Setiap kesalahan, kegagalan, dan kesedihan adalah bagian dari pengalaman yang berharga. 

Ini berhubungan dengan konsep 'self-compassion' atau belas kasih diri dalam psikologi, di mana kita belajar menerima dan mencintai diri kita apa adanya.

Melibatkan Orang Lain dalam Petualanganmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun