Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Peran Psikologi dalam Memahami Dunia Politik

4 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 9 Agustus 2023   11:45 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Psikologi dalam Membentuk Pemimpin Politik

Psikologi juga berperan penting dalam membentuk pemimpin politik. Misalnya, teori kepemimpinan dalam psikologi organisasi bisa membantu kita memahami apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Misalnya, pemimpin yang efektif biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, empati, dan integritas. Mereka juga harus mampu membuat keputusan yang tepat di saat yang tepat, dan mampu menginspirasi orang lain untuk mengikuti visi mereka.

Selain itu, psikologi juga bisa membantu kita memahami bagaimana pemimpin bisa dipilih oleh rakyat. Misalnya, bagaimana karisma atau citra publik bisa mempengaruhi pilihan pemilih, atau bagaimana faktor emosional, seperti rasa takut atau harapan, bisa mempengaruhi keputusan pemilih.

Mengapa Penting Memahami Psikologi dalam Politik?

Dengan memahami psikologi dalam politik, kita bisa menjadi pemilih yang lebih cerdas. Kita bisa memahami bagaimana emosi dan pikiran kita bisa mempengaruhi pilihan politik kita, dan bagaimana propaganda politik bisa mempengaruhi opini kita.

Selain itu, pemahaman tentang psikologi dalam politik juga bisa membantu kita menjadi lebih toleran terhadap orang dengan pandangan politik yang berbeda. 

Kita bisa memahami bahwa setiap orang memiliki pandangan politiknya sendiri yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan itu tidak menjadikan mereka musuh.

Jadi, mari kita gunakan psikologi untuk menjadi lebih cerdas dalam berpolitik, dan membuat dunia politik menjadi lebih baik dan lebih adil untuk semua orang.

Referensi:

  1. Huddy, L., Sears, D. O., & Levy, J. S. (Eds.). (2013). The Oxford Handbook of Political Psychology: Second Edition. Oxford University Press.
  2. Jost, J. T., Kay, A. C., & Thorisdottir, H. (Eds.). (2011). Social and Psychological Bases of Ideology and System Justification. Oxford University Press.
  3. Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (2013). Social Cognition: From Brains to Culture (2nd ed.). Sage Publications.
  4. McCombs, M. E., & Shaw, D. L. (1972). The Agenda-Setting Function of Mass Media. Public Opinion Quarterly, 36(2), 176-187.
  5. Nisbet, M. C. (2009). Communicating Climate Change: Why Frames Matter for Public Engagement. Environment: Science and Policy for Sustainable Development, 51(2), 12-23.
  6. Sherman, D. K., & Cohen, G. L. (2006). The Psychology of Self-defense: Self-Affirmation Theory. Advances in Experimental Social Psychology, 38, 183-242.
  7. Zaccaro, S. J., & Klimoski, R. (Eds.). (2001). The Nature of Organizational Leadership: Understanding the Performance Imperatives Confronting Today's Leaders. Jossey-Bass.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun