Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menemukan Makna Kehidupan di Dalam Sebungkus Nasi Padang

20 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 20 Juli 2023   19:19 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Masjid Pogung Raya on Unsplash

Tahukah bahwa setiap warung Nasi Padang punya resep rahasia mereka sendiri? Begitu juga dengan hidup, setiap orang punya 'resep rahasia' mereka sendiri dalam menjalani hidup. Ada yang menikmati tantangan, ada yang suka meraih pencapaian, ada yang senang menikmati kebahagiaan sederhana.

Tidak ada resep yang salah atau benar. Semua kembali lagi ke preferensi masing-masing. Konsep ini mirip dengan teori kepribadian Carl Rogers yang menjelaskan bahwa setiap individu adalah pusat pengalaman mereka sendiri dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi mereka.

Jangan Lupa Mencerna dan Menghargai

Setelah makan, nggak langsung pergi, 'kan? Ada proses mencerna dan merasakan kenikmatan makanan itu. Sama seperti dalam kehidupan, setelah setiap pengalaman, penting untuk merenung, mencerna dan mengambil pelajaran. Konsep ini mirip dengan konsep refleksi diri dalam psikologi, di mana seseorang dituntut untuk melihat ke dalam dirinya dan memahami pengalaman yang telah dilalui.

Nasi Padang dan Kehidupan, Ada Maknanya

Nah, sudah jelas 'kan, bagaimana sebungkus nasi padang bisa jadi cerminan kehidupan? Mungkin suatu hari, saat menikmati nasi padang, akan teringat analogi ini dan tersenyum. Karena, dalam setiap suapan, ada makna dan pelajaran hidup yang berharga.

Sebuah metafora sederhana, tapi berarti. Tentang bagaimana setiap pilihan mencerminkan diri, setiap rasa adalah bagian dari perjalanan, dan bagaimana setiap pengalaman harus dicerna untuk memberikan nutrisi bagi pertumbuhan diri. Jadi, selamat menikmati hidangan kehidupan!

Landasan Pikir:
1. Maslow, A. H. (1943). A theory of human motivation. Psychological Review, 50(4), 370--396.
2. Piaget, J. (1952). The origins of intelligence in children. International Universities Press.
3. Rogers, C. (1951). Client-centered Therapy: Its Current Practice, Implications, and Theory. Constable.
4. Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. Prentice-Hall, Inc.

5. Erikson, E. H. (1950). Childhood and society. Norton.
6. Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-based interventions in context: past, present, and future. Clinical psychology: Science and practice, 10(2), 144-156.
7. Rogers, C. (1961). On becoming a person: A therapist's view of psychotherapy. London: Constable.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun