Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah 'Attachment Theory' Menjelaskan Hubungan Kita dengan Orang Lain?

3 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:11 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Egor Myznik on Unsplash

'Attachment Theory', sebuah teori yang berfungsi seperti kacamata 3D, memperjelas hubungan antara manusia. Diciptakan oleh John Bowlby, teori ini menjelaskan bagaimana masa lalu mempengaruhi hubungan di masa kini. Dari teman-teman di grup Whatsapp hingga sikap di dunia kerja, teori ini memberi penjelasan. Jadi, apakah 'Attachment Theory' menjelaskan hubungan kita dengan orang lain?

Bayangkan diri sendiri sedang menghadapi labirin raksasa, mencari jalan keluar. Begitulah rasanya memahami hubungan antarmanusia - membingungkan, rumit, dan kadang-kadang, frustrasi. Namun, ada sebuah kunci yang bisa membantu, sebuah teori yang diciptakan oleh John Bowlby bernama 'Attachment Theory'. Inilah lensa yang bisa membantu melihat labirin hubungan tersebut.

Perkenalan Tentang 'Attachment Theory'

Memulai percakapan dari suatu teori yang mungkin terdengar rumit, namun sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari, yaitu 'Attachment Theory'. Kenapa penting? Karena setiap interaksi, baik offline maupun online, tidak lepas dari dinamika teori ini. Jadi, apa sebenarnya 'Attachment Theory' itu?

Ciptaan John Bowlby, psikolog dari Inggris, teori ini merujuk pada ikatan emosional antara seseorang dengan orang lain yang berpengaruh terhadap perilaku dan pembentukan kepribadian. Berarti, pola berinteraksi teman-teman di grup Whatsapp hingga sikap di dunia kerja, semuanya berawal dari teori ini.

Bowlby percaya bahwa manusia, sebagai makhluk sosial, memiliki kebutuhan dasar untuk berinteraksi dan menjalin hubungan. Ikatan ini bermula sejak bayi dan akan terbawa hingga dewasa, mempengaruhi bagaimana kita memandang diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana 'Attachment Theory' Mempengaruhi Hubungan Kita?

Beranjak ke tahap berikutnya, mari kita telaah bagaimana 'Attachment Theory' berperan dalam membentuk hubungan kita. Secara sederhana, ikatan yang terbentuk sejak bayi membentuk 'blueprint' atau cetakan dasar bagaimana kita berinteraksi dan menjalin hubungan di masa depan.

Contohnya, seorang anak yang merasa aman dan nyaman dengan orangtuanya cenderung akan menjalin hubungan yang sehat dan stabil di masa depan. Sebaliknya, anak yang merasa ditinggalkan atau tidak dipercaya bisa mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan.

Penting untuk mengingat bahwa ini bukanlah nasib yang ditetapkan, tetapi hanya pola umum yang terlihat. Individu dapat belajar dan berkembang sepanjang hidupnya, membentuk pola hubungan yang lebih sehat.

Mengapa 'Attachment Theory' Relevan Untuk Kita?

Sekarang, mengapa semua ini penting? Mengapa harus peduli dengan 'Attachment Theory'? Jika ditilik lebih dalam, pemahaman ini bisa menjadi kunci untuk memahami diri sendiri dan orang lain.

Bahkan, bisa jadi alat untuk memperbaiki hubungan yang tidak sehat, baik itu hubungan dengan teman, pacar, atau anggota keluarga. Memahami pola hubungan bisa membantu seseorang untuk lebih empatik, lebih sabar, dan lebih menghargai orang lain.

Tidak hanya itu, 'Attachment Theory' juga bisa membantu dalam memahami perasaan cemas atau takut yang mungkin dirasakan dalam sebuah hubungan. Dengan memahami asal mula perasaan tersebut, kita bisa lebih baik dalam menangani dan mengatasi masalah tersebut.

'Attachment Theory' Dalam Kehidupan Nyata

Untuk memahami lebih jauh, kita bisa ambil contoh dalam kehidupan nyata. Mari kita kenali Raka, seorang anak muda yang selalu merasa cemas ketika berada dalam hubungan.

Dia selalu merasa takut bahwa pasangannya akan meninggalkannya. Setelah mengenal 'Attachment Theory', Raka menyadari bahwa rasa cemasnya berasal dari masa kecilnya, ketika orangtuanya sering meninggalkannya sendirian.

Dengan pemahaman ini, Raka dapat bekerja untuk memahami dan mengatasi rasa cemasnya, membentuk hubungan yang lebih sehat dan memuaskan.

Bagaimana Cara Menggunakan 'Attachment Theory' Dalam Kehidupan Sehari-hari?

Setelah memahami teori ini, bagaimana caranya menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari? Salah satu caranya adalah dengan menjadi lebih sadar tentang bagaimana pola hubungan kita berfungsi.

Contohnya, jika seseorang merasa cemas atau tidak aman dalam hubungan, dia bisa mencoba untuk melacak kembali perasaan tersebut ke pengalaman masa kecilnya. Dengan pemahaman ini, seseorang bisa berusaha untuk mengubah pola hubungan tersebut dan membentuk hubungan yang lebih sehat.

'Menghadapi Hambatan Dengan 'Attachment Theory'

Meski 'Attachment Theory' membantu memahami pola hubungan, bukan berarti semua masalah bisa langsung terselesaikan. Setiap individu unik, dan perlu waktu untuk memahami dan mengubah pola yang sudah ada sejak lama.

Namun, dengan kesabaran dan pemahaman, 'Attachment Theory' bisa menjadi alat yang sangat berharga untuk menjalin hubungan yang lebih sehat dan memuaskan. Itulah kekuatan dari teori ini, mampu menjelaskan dan merubah pola hubungan yang tampak rumit menjadi lebih mudah dipahami dan dikelola.

'Attachment Theory' Sebagai Refleksi Diri

Setelah semua penjelasan, mari kita renungkan sejenak. Apakah 'Attachment Theory' menjelaskan hubungan kita dengan orang lain? Jawabannya adalah, sangat mungkin.

Teori ini membantu kita memahami bagaimana kita berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Jadi, dalam menjawab pertanyaan tersebut, teori ini seolah menjadi cermin yang mencerminkan diri kita dan hubungan yang kita jalin.

Kesimpulan: 'Attachment Theory' dan Kehidupan Sehari-hari

Akhirnya, 'Attachment Theory' bukan hanya teori yang rumit dan kompleks. Itu adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, yang membantu kita memahami diri kita dan orang lain.

Dengan pemahaman ini, kita bisa bekerja untuk membentuk hubungan yang lebih sehat dan memuaskan. Semua berawal dari pemahaman dan kesadaran diri, dan itulah yang ditawarkan oleh 'Attachment Theory'.

Referensi:

  1. Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Vol. 1. Attachment. New York: Basic Books.
  2. Ainsworth, M. D. S., & Bowlby, J. (1991). An ethological approach to personality development. American Psychologist, 46(4), 333-341.
  3. Mikulincer, M., & Shaver, P. R. (2016). Attachment in adulthood: Structure, dynamics, and change. Guilford Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun