Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah 'Self-Actualization' Tujuan Akhir dari Kehidupan Manusia?

1 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   19:08 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Self-Actualization', mencapai potensi maksimal diri, kerap dianggap sebagai tujuan akhir kehidupan. Tapi, apakah benar begitu? Atau adakah lapisan lebih dalam lagi yang perlu kita eksplorasi dalam perjalanan hidup ini?

Tiap orang punya 'puncak' sendiri dalam hidup, puncak yang jadi penanda bahwa mereka sudah mencapai versi terbaik diri mereka sendiri. Ada yang menyebutnya 'Self-Actualization'. Tapi, seandainya hidup ini adalah gunung, apakah setelah mencapai puncak, perjalanan berhenti sampai di situ? Ataukah masih ada rute lain yang belum kita jelajahi?

Panggung Utama: Manusia dan Self-Actualization

Kemunculan kosa kata 'Self-Actualization' sering ditemui, tapi jarang sekali ada yang bisa menjelaskannya dengan nyata. Istilah ini berarti mengejar potensi maksimal diri sendiri, mewujudkan kemampuan dan bakat pribadi yang sepenuhnya. Sangat menarik, 'kan?

Mungkin terdengar seperti teori motivasi belaka, tapi 'Self-Actualization' ini bukan sekedar istilah psikologis semata. Ini adalah sesuatu yang pribadi dan individual, mewakili perjalanan unik setiap individu dalam hidupnya. Itu sebabnya orang sering merasa mereka belum 'menemukan diri mereka sendiri' atau 'belum mencapai tujuan hidup mereka' meskipun mereka sudah sukses secara materi.

Namun, patut dipertanyakan, apakah benar 'Self-Actualization' ini menjadi tujuan akhir dalam kehidupan? Mungkin ada lebih dari itu. Kita coba buka lembaran selanjutnya.

Tangga Maslow: Tempat 'Self-Actualization' Berpijak

Abraham Maslow, seorang psikolog, mengemukakan teori hierarki kebutuhan, sebuah konsep yang menjelaskan tingkat kebutuhan manusia. Dari kebutuhan dasar seperti makan dan minum, hingga kebutuhan untuk dicintai dan dihargai. Di puncaknya? Ada 'Self-Actualization'.

Tapi, tangga teratas bukan berarti tujuan akhir, 'kan? Ibarat mendaki gunung, puncak bukanlah akhir perjalanan. Banyak hal bisa terjadi setelah mencapai puncak. Ada perjalanan turun, ada pengalaman berharga setelah mencapai puncak, ada perjalanan ke gunung lain. Sama halnya dengan 'Self-Actualization'.

Memahami Self-Transcendence: Di Atas 'Self-Actualization'?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun