Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana "Projection" Bisa Membentuk Persepsi Kita tentang Orang Lain?

29 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 4 Juli 2023   14:30 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: Bradley Pisney on Unsplash) 

'Projection'---fenomena psikologis yang kerap terjadi tanpa disadari. Memahami ini bukanlah soal menjadi 'ahli pikiran', melainkan tentang belajar memahami diri dan orang lain lebih baik. Dalam konteks hubungan sosial, 'projection' ini bisa sangat mempengaruhi cara pandang terhadap orang lain.

Pernahkah terpikir, kalau misi mencari alien mungkin tak perlu sampai ke Mars, karena ternyata 'alien' itu ada di dalam diri kita sendiri? 

Bukan alien hijau bertentakel seperti dalam film, namun 'alien' dalam bentuk pikiran dan perasaan yang kita salurkan ke orang lain. Ini bukan dongeng, tapi sebuah konsep psikologi yang disebut 'projection'.

Mengenal 'Projection' dalam Dunia Psikologi

Apakah pernah bertanya-tanya kenapa terkadang sangat mudah menilai orang lain? Misalnya, menuduh teman kerja "malas" atau memandang teman kuliah "sok pintar". 

Padahal, tanpa kita sadari, terkadang hal itu bisa jadi cerminan dari diri sendiri. Yah, itulah yang dalam psikologi disebut 'projection'.

Projection adalah konsep psikologi di mana seseorang menyalurkan perasaan atau pikirannya ke orang lain. 

Itu terjadi tanpa kita sadari dan sering kali berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri. Coba bayangkan, lebih mudah bukan menyalahkan orang lain daripada mengakui kekurangan diri sendiri?

Tidak hanya berpengaruh pada persepsi terhadap orang lain, projection juga bisa mempengaruhi cara pandang terhadap situasi dan kejadian tertentu. 

Sebut saja, orang yang selalu mencari-cari kesalahan di lingkungan kerjanya, bisa jadi sedang berusaha menutupi ketidakpuasan diri sendiri terhadap pekerjaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun