Konsep 'reinforcement' seringkali jadi tembang lama yang jarang disentuh dalam dunia kerja. Padahal, jika dipahami dan diterapkan dengan bijak, konsep ini bisa menjadi alat ampuh untuk meningkatkan motivasi kerja.
Mengintip dari balik tirai, siapa sangka bahwa sebuah konsep tua bernama 'reinforcement' bisa menjadi bintang yang menyinari kehidupan kerja kita. Ah, siapa sangka bahwa penguatan---baik yang positif maupun negatif---bisa mempengaruhi kita lebih jauh dari yang kita pikirkan. Dan tidak hanya itu, konsep ini juga bisa menjadi kunci untuk memompa motivasi kerja kita hingga mencapai level tertinggi.
Perkenalan Reinforcement
Reinforcement, atau penguatan dalam Bahasa Indonesia, adalah konsep yang sudah lama dikenal dalam dunia psikologi. Inti dari konsep ini adalah memberikan penguatan, baik positif maupun negatif, sebagai respons terhadap perilaku tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengurangi frekuensi perilaku tersebut di masa depan. Kini, konsep ini juga diaplikasikan dalam banyak aspek kehidupan, salah satunya dalam dunia kerja.
Berkaca pada para pekerja sektor informal, misalnya. Mereka sering kali bekerja keras bukan tanpa alasan. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, adanya apresiasi dan penguatan positif dari pelanggan atau masyarakat juga menjadi semacam 'reinforcement' bagi mereka. Hal ini pun berpotensi meningkatkan motivasi kerja mereka.
Lalu, bagaimana dengan kita? Bagaimana jika konsep 'reinforcement' ini diaplikasikan dalam dunia kerja kita? Kira-kira, apa yang akan terjadi?
Reinforcement dan Motivasi Kerja
Jika ditelusuri lebih dalam, penguatan bisa menjadi semacam 'bumbu' yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Luthans dan Stajkovic (1999) mengemukakan bahwa penggunaan reinforcement di tempat kerja dapat meningkatkan motivasi kerja sebesar 17%.
Lalu, apa sih hubungannya antara reinforcement dengan motivasi kerja? Singkatnya, reinforcement bekerja pada prinsip bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi positif cenderung akan diulangi, dan sebaliknya. Sehingga, jika di tempat kerja seseorang mendapatkan penguatan positif setelah melakukan sesuatu, maka kemungkinan besar ia akan melakukan hal tersebut lagi di masa depan.
Dalam dunia kerja, hal ini bisa diaplikasikan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan memberikan bonus kepada pekerja yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, atau memberikan pujian kepada pekerja yang berprestasi. Kedua hal ini bisa menjadi bentuk reinforcement yang dapat meningkatkan motivasi kerja.