Ketenaran memang menarik, tapi bukan tujuan akhir. Kuncinya adalah memaknai ketenaran dengan bijak dan menggunakannya untuk kebaikan.
Di era digital yang serba canggih ini, ketenaran bisa dibilang menjadi sesuatu yang begitu diidamkan. Tetapi, pernahkah terpikirkan, apa sih yang membuat ketenaran menjadi begitu menarik bagi kebanyakan orang? Yuk, kita telaah lebih lanjut dengan pendekatan filsafat dan logika yang sederhana!
Hasrat Manusia untuk Dikenal
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan untuk diakui dan dikenal oleh orang lain. Salah satu teori psikologi yang mendukung pendapat ini adalah Hierarchy of Needs dari Abraham Maslow. Menurut teori ini, kebutuhan manusia untuk diakui dan dikenal merupakan salah satu bagian dari kebutuhan sosial, yang terletak di tengah hierarki kebutuhan manusia.
Keinginan untuk menjadi terkenal sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Sejak jaman dahulu, banyak orang yang berusaha keras untuk mencapai ketenaran, baik melalui prestasi maupun cara lain yang lebih kontroversial. Tetapi, di era digital ini, ketenaran menjadi semakin mudah dijangkau dan terlihat lebih menarik bagi kebanyakan orang.
Era Digital dan Ketenaran
Era digital telah membuka banyak kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi terkenal. Dengan adanya media sosial, vlog, blog, dan berbagai platform lainnya, orang-orang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menunjukkan kemampuan, bakat, dan prestasi mereka kepada dunia.
Namun, di sisi lain, ketenaran di era digital juga memiliki sisi negatif. Semakin banyak orang yang terobsesi dengan ketenaran, sehingga mereka rela melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku demi mendapatkan perhatian publik.
Ketenaran dan Kebahagiaan
Salah satu alasan mengapa ketenaran begitu menarik bagi kebanyakan orang adalah anggapan bahwa ketenaran akan membawa kebahagiaan. Memang, ketenaran bisa memberikan berbagai keuntungan, seperti kekayaan, pengakuan, dan kesempatan yang lebih besar. Tetapi, apakah ketenaran selalu identik dengan kebahagiaan?