Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebahagiaan: Realita atau Hanya Ilusi Semu dalam Kehidupan?

29 April 2023   19:00 Diperbarui: 29 April 2023   18:56 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Samsung UK on Unsplash 

Di era digital ini, tantangan untuk meraih kebahagiaan menjadi semakin kompleks. Fenomena seperti FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan informasi dan pengalaman sering kali membuat kita merasa tidak bahagia. Kita sering merasa iri melihat kehidupan orang lain yang "sempurna" di media sosial dan lupa bahwa kebahagiaan yang sebenarnya ada di sekitar kita.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu harus diukur dengan pencapaian orang lain atau dengan apa yang kita lihat di media sosial. Cobalah untuk lebih fokus pada apa yang kita miliki dan bersyukur atas segala hal yang telah kita raih. Ingatlah bahwa kebahagiaan yang sejati sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita.

Tips untuk Menciptakan Kebahagiaan dalam Kehidupan

Setelah kita membahas berbagai aspek kebahagiaan, berikut beberapa tips yang bisa kita coba untuk menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan kita:

  • Menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, seperti keluarga, teman, dan rekan kerja. Hubungan yang harmonis akan membuat kita merasa lebih bahagia.
  • Melakukan kegiatan yang kita sukai, seperti hobi atau olahraga, untuk menciptakan rasa flow dan kepuasan dalam diri.
  • Menghargai diri sendiri dan menerima kelebihan serta kekurangan yang kita miliki. Dengan mencintai diri sendiri, kita akan lebih mudah menemukan kebahagiaan.
  • Menetapkan tujuan hidup yang realistis dan berusaha untuk mencapainya. Meraih pencapaian pribadi akan memberikan rasa kebahagiaan dan kepuasan tersendiri.
  • Meluangkan waktu untuk merenung dan meresapi setiap momen dalam hidup. Kita perlu menghargai waktu yang kita miliki dan menikmati setiap momen yang ada.

Kesimpulan

Jadi, apakah kebahagiaan itu realita atau hanya ilusi semu? Sepertinya jawabannya tergantung pada cara kita memandang kebahagiaan itu sendiri. Kita bisa memilih untuk melihatnya sebagai sesuatu yang abstrak dan sulit dicapai, atau sebagai realita yang bisa kita kejar dengan cara yang berbeda-beda.

Penting juga untuk mengingat bahwa kebahagiaan adalah proses, bukan tujuan akhir. Jadi, cobalah untuk menikmati setiap momen dalam hidup kita dan jangan terlalu terobsesi dengan pencapaian atau kesuksesan. Karena pada akhirnya, kebahagiaan itu ada di tangan kita sendiri.

Referensi:

  1. Aristotle. (2000). The Nicomachean Ethics. (R. Crisp, Trans.). Cambridge University Press. (Original work published c. 350 BCE).
  2. Kant, I. (1997). Groundwork of the Metaphysics of Morals. (M. J. Gregor, Trans.). Cambridge University Press. (Original work published 1785).
  3. Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The Psychology of Optimal Experience. Harper & Row.
  4. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials: A review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annual Review of Psychology, 52, 141-166.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun