Dari sudut pandang syariah, puasa kita memang dianggap sah. Namun, dari segi hakikat, puasa seperti itu belum mencapai inti maknanya. Oleh karena itu, setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya memiliki maqashidusysyari'ah atau tujuan di balik disyariatkannya ibadah tersebut.
Memaafkan Demi Meraih Ampunan Allah
Dalam proses saling memaafkan, seseorang tidak hanya mengharapkan maaf dari sesama manusia, tetapi juga ampunan dari Allah SWT. Dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 22 disebutkan bahwa memaafkan orang lain dapat membawa berkah bagi diri sendiri:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahhwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah Mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Hadist Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan betapa pentingnya memaafkan sebagai cara untuk meraih ampunan Allah. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah bersabda:
"Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat)." (HR. Muslim)
Persaudaraan merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 10 disebutkan:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum yang tepat untuk mempererat persaudaraan dengan saling memaafkan. Hal ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW. Dari Abū Ayyub radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah berkata:
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk meng-hajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.” (HR. Bukhari no. 6077 dan Muslim no. 2560)
Dalam konteks persaudaraan, saling memaafkan merupakan salah satu cara untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan menghindari perpecahan dalam komunitas. Sebagai umat yang bersaudara, seharusnya kita saling menyayangi dan membantu, bukan saling menyakiti dan mencaci.