Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Kita Seringkali Merasa Malas?

18 April 2023   09:00 Diperbarui: 18 April 2023   20:05 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malas (Sumber: Freepik)

Merasa malas, siapa yang tidak pernah mengalami perasaan ini? Tepatnya, kebanyakan orang pasti merasa malas di beberapa titik dalam hidupnya. Kemalasan seringkali muncul saat kita dihadapkan pada pekerjaan atau tugas yang tidak kita sukai atau tidak menarik bagi kita. Namun, apakah kita pernah berpikir tentang alasan sebenarnya mengapa kita merasa malas? Mari kita telusuri lebih jauh tentang fenomena kemalasan ini.

Sebenarnya, malas bukanlah sifat dasar manusia yang negatif, melainkan salah satu bentuk mekanisme pertahanan otak. Kenapa? Karena otak manusia cenderung memilih jalur yang paling mudah dan menghindari sesuatu yang dianggap merepotkan. Jadi, sebenarnya, kemalasan bisa diartikan sebagai sebuah bentuk efisiensi yang diterapkan oleh otak kita.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perasaan malas adalah kelelahan mental atau fisik. Ketika tubuh dan pikiran kita lelah, kita akan lebih sulit untuk fokus dan memiliki motivasi untuk mengerjakan sesuatu. Bahkan, terkadang kita merasa terlalu lelah untuk berpikir, sehingga kita lebih memilih untuk menghindar dari tugas atau pekerjaan yang menuntut. Kondisi inilah yang seringkali kita sebut sebagai "malas".

Selain kelelahan, perasaan malas juga bisa dipengaruhi oleh faktor emosional. Ketika seseorang mengalami stres, kecemasan, atau bahkan depresi, motivasi untuk melakukan sesuatu menjadi berkurang. 

Emosi-emosi ini bisa mempengaruhi cara kita berpikir dan merasa, sehingga mempengaruhi keinginan kita untuk menghadapi tugas atau pekerjaan yang ada.

Photo by L B on Unsplash
Photo by L B on Unsplash

Untuk lebih memahami konsep kemalasan ini, kita bisa menggunakan analogi. Bayangkan, jika otak kita adalah pabrik yang mengolah informasi dan membuat keputusan, maka kemalasan adalah sistem kontrol kualitas yang ada di dalam pabrik tersebut. 

Sistem kontrol kualitas ini bertugas untuk memastikan bahwa pabrik tidak menghabiskan energi lebih dari yang diperlukan. 

Jadi, jika ada tugas atau pekerjaan yang dianggap tidak penting atau menghabiskan energi lebih dari yang seharusnya, sistem kontrol kualitas akan mencoba menghentikannya.

Namun, tidak selamanya kemalasan itu buruk. Ada kalanya, kemalasan justru bisa menjadi sinyal penting yang perlu kita dengarkan. 

Sinyal ini bisa menjadi indikator bahwa kita perlu istirahat, mengatur ulang prioritas, atau bahkan mempertimbangkan apakah tugas atau pekerjaan yang kita hadapi benar-benar sesuai dengan minat dan kemampuan kita.

Untuk mengatasi perasaan malas, ada beberapa langkah yang bisa dicoba. 

Pertama, kita perlu mengidentifikasi penyebab dari rasa malas tersebut. Apakah karena kelelahan fisik atau mental? Atau karena adanya masalah emosional? Setelah mengetahui penyebabnya, kita bisa mencoba mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, jika kelelahan menjadi penyebabnya, maka cobalah untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh dan pikiran.

Kedua, atur prioritas dengan baik. Terkadang, kemalasan muncul karena kita merasa kewalahan dengan banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan. 

Cobalah untuk membuat daftar prioritas, mulai dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Dengan demikian, kita bisa fokus mengerjakan satu tugas atau pekerjaan pada satu waktu, sehingga beban menjadi lebih ringan.

Ketiga, ciptakan lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang nyaman dan kondusif akan membuat kita lebih mudah untuk berkonsentrasi dan termotivasi dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan. Usahakan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat kerja, serta hindari gangguan yang bisa mengalihkan perhatian, seperti televisi, ponsel, atau media sosial.

Keempat, gunakan teknik manajemen waktu yang efektif. Salah satu cara yang bisa dicoba adalah teknik Pomodoro, yaitu bekerja selama 25 menit, kemudian istirahat selama 5 menit, dan seterusnya. Teknik ini membantu kita untuk tetap fokus dan produktif, sekaligus memberikan kesempatan bagi otak untuk beristirahat sejenak.

Kelima, jangan takut untuk meminta bantuan. Terkadang, kita merasa malas karena merasa tidak mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang ada. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja, dan minta bantuan atau dukungan jika diperlukan.

Terakhir, jangan lupa untuk memberi penghargaan pada diri sendiri. Ketika berhasil menyelesaikan tugas atau pekerjaan, berikan apresiasi pada diri sendiri, misalnya dengan melakukan kegiatan yang disukai atau mengistirahatkan diri. Hal ini akan membuat kita merasa lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan berikutnya.

Tentu saja, setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengatasi kemalasan. Tidak ada satu formula yang cocok untuk semua orang. Namun, dengan memahami penyebab kemalasan dan mencoba beberapa langkah di atas, kita bisa mengurangi perasaan malas dan menjadi lebih produktif.

Sebagai penutup, perlu diingat bahwa kemalasan bukanlah suatu kekurangan yang harus dihilangkan, melainkan sebuah sinyal yang perlu kita dengarkan dan tangani dengan bijaksana. 

Dengan mengakui dan mengatasi kemalasan secara efektif, kita bisa mengambil pelajaran berharga tentang diri kita sendiri dan bagaimana mengelola waktu, energi, dan sumber daya yang kita miliki. Jadi, jangan biarkan kemalasan menguasai hidup, mari kita belajar untuk mengendalikannya dan menjadikannya sebagai sebuah peluang untuk berkembang dan menjadi lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun