Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Takut Dibenci Orang Lain

5 April 2023   05:00 Diperbarui: 18 April 2023   03:14 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang dibenci orang lain, mungkin salah satu hal yang kerap dipikirkan oleh sebagian orang. Rasa takut ini seringkali jadi penghambat dalam menjalani kehidupan. Namun, sebelum kita terjebak dalam perangkap ketakutan ini, ada baiknya kita melihat lebih dalam dan mencoba memahami kenapa kita tak perlu takut dibenci orang lain.

Banyak filsuf yang menuliskan pemikiran mereka mengenai hal ini. Dari mereka, kita bisa belajar mengenai cara pandang yang lebih bijaksana untuk menjalani kehidupan. Salah satunya adalah pendekatan dari sang filsuf terkenal, Epictetus. Dia mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan pikiran dan perasaan orang lain. Jadi, mengapa kita harus khawatir dengan hal yang di luar kendali kita?

Dari sudut pandang Epictetus, ada baiknya kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti cara berpikir dan bertindak kita sendiri. Jika kita terus menerus sibuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita akan kehilangan banyak energi yang seharusnya bisa kita gunakan untuk mengembangkan diri.

Selain itu, ada pula filsuf Friedrich Nietzsche yang pernah berkata, "Mereka yang tidak bisa menanggung kebencian orang lain, tidak akan pernah menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri." Dengan kata lain, ketakutan akan kebencian orang lain sebenarnya adalah bentuk ketidakmampuan kita untuk menerima diri sendiri. Kita harus belajar untuk menghargai diri kita, bukan mencari pengakuan dari orang lain.

Lalu, bagaimana kita bisa mengatasi rasa takut ini? Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Kenali diri sendiri. Sadarilah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan takut menjadi diri sendiri dan teruslah berkembang. Jangan biarkan ketakutan akan kebencian orang lain menghalangi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

  2. Berani mengambil risiko. Terkadang, kita harus berani mengambil keputusan yang mungkin tidak disukai oleh orang lain. Namun, jika kita yakin bahwa keputusan itu adalah yang terbaik bagi diri kita, jangan ragu untuk melakukannya.

  3. Jangan terlalu fokus pada orang lain. Ingat, kita tidak bisa mengendalikan pikiran dan perasaan mereka. Jadi, jangan biarkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita mengendalikan hidup kita.

  4. Belajar dari kesalahan. Kita semua manusia yang tidak luput dari kesalahan. Jangan takut untuk mengakui kesalahan dan belajar darinya. Dari sana, kita bisa terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

  5. Temukan dukungan yang sehat. Cari lingkungan yang positif dan saling mendukung. Dengan begitu, kita akan lebih mudah untuk menerima diri sendiri dan tidak terpengaruh oleh kebencian orang lain.

Singkatnya, jangan takut dibenci orang lain. Kita tidak bisa mengendalikan pikiran dan perasaan orang lain, tapi kita bisa mengendalikan cara kita memandang diri sendiri dan mengembangkan diri. Jangan biarkan ketakutan akan kebencian orang lain menghalangi kita untuk mencapai potensi terbaik kita.

Kita semua ingin diterima dan disukai oleh orang lain, tapi jangan sampai itu menjadi obsesi yang menghambat kita untuk tumbuh dan berkembang. Jika kita terus menerus khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, kita akan kehilangan banyak peluang untuk mengejar impian dan mencapai tujuan hidup kita.

Sekali lagi, mari kita belajar dari para filsuf yang sudah mengajarkan cara hidup yang bijaksana. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti cara berpikir dan bertindak kita sendiri. Jangan biarkan kebencian orang lain mengubah siapa kita sebenarnya. Jadilah pribadi yang kokoh, tulus, dan memiliki nilai-nilai yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun